Ayo Kembalikan Kejayaan Bengkulu Lewat Jalur Rempah

Kamis 26 Sep 2024 - 22:17 WIB
Reporter : Raditya Farosta
Editor : Azmaliar

Ini perlu, kata Prof. Sarwit, ini supaya apa ? Supaya apa yang dulu menjadi ladang emasnya (rempah) itu ada dan tumbuh lagi. Bukan sawit lagi, bukan batu bara lagi. 

Lalu apakah kita sudah terlambat untuk membangun kembali kejayaan masa lampau Bengkulu ? Menurut Prof.  Sarwit, tentu bisa. Ini semua tergantung kemauan kita masyarakat, pemerintah yang diikuti dengan kebijakan. 

BACA JUGA:Tim Satgas Halal Provinsi Bengkulu Gelar Monitoring Kantin

BACA JUGA:KPU Provinsi Bengkulu Tetapkan Dua Pasangan Calon Gubernur

Selama ini pemerintah sebagai penentu kebijakan tidak pernah membangun narasi berkaitan potensi rempah di Bengkulu. Narasi membangun jalur rempah kita tidak pernah muncul ke permukaan. Dalam rancana induk pembangunan jangka pendek, menengah dan panjang pun tidak pernah muncul narasi jalur rempah ini. 

Padahal potensinya luar biasa. Kita sama-sama tidak juga pernah mendengar,  tidak ada juga pemberian pengetahuan berkaitan hitung-hitungan ekonomis tanaman rempah. Kita tidak pernah diceritakan adanya narasi tentang hitungan plus minus menguntungkan tanam rempah, risiko kerusakan alamnya dll. Tahunya sawit, karet dan batu bara saja potensinya.  

Tinggal pilih dan tentukan. Mana yang lebih baik untuk masa depan, menanam pala, lada, cengkeh dll dibandingkan tanaman lain. 

Prof Sarwit juga menyayangkan kelalaian potensi rempah ini. Kelalaian kita karena kita terjebak dengan hitungan ekonomis sesaat. Kita terjebak oleh kebutuhan sesaat. 

Realistis dan relevan

 Argumen dari para pakar mengembalikan kejayaan Bengkulu lewat rempah ini sangat memungkinkan. Menggaungkan  rempah untuk masa epan itu rasional. Karena berkaca dari sejumlah bukti dan catatan abad lampau Bengkulu kaya dan jaya dikenal lewat rempah tak terbantahkan. 

BACA JUGA:General Manager Pelindo Tegaskan Kepemilikan Sah Lahan TPI Bengkulu

BACA JUGA:Bawaslu Teruskan Laporan Kades Tidak Netral di Pilgub ke Kemendagri

"Saya pernah  di Belanda. Dan ini contoh. Dia (Belanda) cukup kapital. Dari rempah Indonesia untuk membangun Belanda. Tahu ya? Penghasilan rempah kita mereka bisa bangun infrastruk dll di negaranya. Itu sangat rasional dan masuk akal. Kenapa kita tidak bisa ? " katanya. 

Sambung Prof Sarwit, persoalanya bagi kita, apakah kita punya metode dan perhitungan yang tepat. Dan pengaruh besar terhadap keputusan politik. Misalkan soal HGU, dll. Pemerintah harus berpihak kepada petani, pekebun. 

Bengkulu masih memungkinkan mengembalikan kejayaan rempah di Bengkulu. Faktornya adalah Bengkulu tidak berubah iklim, dan kesuburan tanahnya untuk rempah. 

"Tahun 1986 saya datang ke Bengkulu, mulai dari simpang pantai sampai ke ujung itu cengkeh semua. Tidak mungkin pada masa tahun 50 an orang tanam cengkeh tidak produktif. Lalu dulu, catatan arsip Inggris dan Belanda sudah ada potensi itu dan itu tidak dibuka pada kita. Lalu metode pemberdayaannya dll, saya kira itu kebijakan politik. Apakah kita mau hidup dari sawit atau kita hidup dari rempah," ucapnya. 

Kategori :