radarbengkulu.bacakoran.co - Rasulullah saw kembali dari perjalanan Isra Miraj dengan petunjuk Ilahi yang tegas tentang kewajiban sholat, yang diketahui secara pasti oleh setiap muslim dari generasi ke generasi.
Dikutip dari https://www.syaamilquran.com sholat merupakan bentuk konkrit dari keyakinan pikiran dan hati terhadap adanya Tuhan yang serba Maha, yang menguasai alam raya, menguasai hidup dan kehidupan manusia serta memiliki seluruh sifat keutamaan. Ketika shalat, kita menghadapkan jiwa dan raga untuk berkomunikasi dengan Tuhan Sang Maha Pencipta.
BACA JUGA:Ingin Dimudahkan Jelang Ujian CPNS? Cobalah Membaca Doa Dan Amalan Ini, In Sya Allah Berkah
BACA JUGA:Amalkan Doa Nabi Yunus Bisa Digunakan Ketika Kita Ingin Menyelesaikan Masalah Serius
Manusia, lebih-lebih para ilmuwan, membutuhkan kepastian tentang tata kerja alam ini demi pengembangan ilmu dan penerapannya. Kepastian ini tidak dapat diperoleh kecuali dengan keyakinan adanya pengendali dan penguasa tunggal yang Mahaesa, yaitu Allah Swt.
Dalam hal ini, shalat telah menjadi kebutuhan, bukannya beban atau kewajiban. Shalat menggambarkan pemahaman seseorang menyangkut tata kerja alam raya ini yang memberikan ketenangan dan kemantapan kepada manusia., khususnya para ilmuwan dan karena itu “shalat kepada Yang Mahaesa merupakan pertanda kemajuan pemikiran manusia dalam memahami tata kerja alam raya ini”.
BACA JUGA:Kumpulan Doa Cepat Dapat Jodoh untuk Laki-Laki dan Perempuan
BACA JUGA:Ini Kumpulan Bacaan Doa Perlindungan Dari Penyakit Berbahaya
Manusia adalah makhluk yang memiliki naluri cemas dan mengharap. Ia selalu membutuhkan sandaran, terutama pada saat-saat cemas ketika berharap. Kenyataan sehari-hari membuktikan bahwa bersandar pada makhluk, betapapun tinggi kekuatan dan kekuasaannya, seringkali tidak membuahkan hasil. Hanya Allah yang mampu.
“Yang kami seru selain Allah tidak memiliki apa-apa walau setipis kulit ari sekalipun. Jika kamu meminta kepada mereka, mereka tidak mendengan permintaanmu dan kalaupun mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan”. (QS Faathir: 13-14).
Seorang muslim, dalam shalatnya, menghimpun segala bentuk dan cara pengakuan, penghormatan dan pengagungan yang dikenal umat manusia. Di dalam shalat, ada “isyarat penghormatan dengan tangan, berdiri tegak, menunduk, rukuk, sujud, puji-pujian, doa dan harapan”.