BACA JUGA:2 Hal Yang Allah SWT Akan Mengangkat Derajat Kita
BACA JUGA:Amalan Yang Disunnahkan di Bulan Muharram
Allah SWT berfirman yang artinya : “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak dilehernya di hari kiamat. dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” ( Ali Imran : 180 )
Jamaah Shalat Jumat yang berbahagia
4. Riya Dalam Amal.
Riya adalah melakukan kebaikan bukan karena Allah SWT, tapi karena ingin dilihat orang, dipuji atau ada pamrih dalam amalnya. Riya merupakan perbuatan dan sifat orang-orang munafik. Karenanya, seorang muslim jangan sampai memiliki
sifat yang satu ini karena dengan begitu sulit baginya untuk menjadi orang yang saleh. Dalam konteks ini pula, dikenal istilah sum’ah yang berasal dari kata samma’a yang maksudnya adalah menampakkan amalnya kepada manusia yang semula tidak diketahuinya dengan maksud agar orang yang sudah tahu amalnya itu akan memujinya. Allah SWT berfirman :
"Sesungguhnya orang munafik itu menipu Allah dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya dihadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali." (QS An Nisa [4]:142).
Riya merupakan bagian dari kemusyrikan, namun ia tergolong syirik yang kecil, Rasulullah SAW sangat khawatir bila hal ini terjadi pada umatnya, karena sebanyak dan sebagus apapun amal seorang muslim, bila ternyata mengandung kemusrikan meskipun sangat kecil, tidak ada nilai apa-apanya dihadapan Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, yang artinya : "Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan terjadi pada kalian adalah syirik yang kecil.
Sahabat bertanya: “Apakah syirik yang kecil itu ya Rasulullah ?”
Rasulullah menjawab: “Riya” (HR. Ahmad).
5. Membanggakan Pendapat.
Membanggakan pendapat sendiri menjadi penghambat kesalehan karena dengan demikian seseorang akan meremehkan pendapat orang lain meskipun pendapat tersebut benar. Karena itu, mau mendengar pendapat orang lain, apalagi memang meminta pendapat orang lain menjadi sesuatu yang sangat baik. Bila seseorang tidak mau menerima pendapat yang benar, bagaimana mungkin ia akan menjadi saleh.
BACA JUGA:Bahaya Wabah Judi Online
BACA JUGA:Esensi Ibadah Kurban Sebagai Sarana Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT