Ia juga menyarankan agar menghindari makanan dan minuman yang berwarna mencolok, rasa yang terlalu asin, manis, asam, dan atau aroma yang tengik.
Begitu pula dengan makanan cepat saji (fast food). Karena, apabila berlebihan dapat mencetus kegemukan dan obesitas.
"Contoh pangan cepat saji, antara lain kentang goreng, burger, ayam goreng tepung, pizza. Biasanya makanan ini tinggi garam dan lemak serta rendah serat," ungkapnya.
Makanan ringan juga tidak dianjurkan. Karena, biasanya rendah serat dan mengandung tinggi garam, tetapi nilai gizi rendah.
Sebaliknya, Elin menyarankan agar orang tua memberikan anak makanan berserat yang bersumber dari sayur dan buah. Makanan tinggi serat ini mudah sekali ditemukan pada makanan Indonesia. Itu mulai dari rujak, gado-gado, karedok, urap, hingga pecel.
BACA JUGA:Dukung Program Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf
BACA JUGA:Kemendikbudristek Lakukan Otomatisasi Data Penerima Kartu Indonesia Pintar
Terakhir, ia menyarankan agar anak diajarkan memilih makanan dan minuman dengan melihat batasan kandungan gula, garam, dan lemak. "Batasi konsumsi pangan yang mengandung tinggi gula, garam, dan lemak (GGL). Sebaiknya asupan gula, garam, dan lemak sehari tidak lebih dari 4 sendok makan gula (50 g), 1 sendok teh garam (2000 mg natrium), dan 5 sendok makan lemak/minyak (67 g)," pungkasnya.