“Walaupun perubahan tersebut terlalu kecil untuk diperhatikan oleh telinga manusia, tetapi berpotensi dapat dideteksi oleh analisis audio yang sensitif,” kata para peneliti.
Dalam rilis media, Jaycee Kaufman - penulis utama studi dan seorang ilmuwan di Klick Labs, mengatakan dengan menetapkan hubungan positif yang signifikan antara kadar glukosa dan frekuensi dasar, studi memberikan pembenaran yang kuat untuk penelitian lebih lanjut tentang penggunaan suara untuk memprediksi dan memantau kadar glukosa.
“Meskipun metode pemantauan glukosa saat ini sering kali invasif dan merepotkan, pemantauan glukosa berbasis suara dapat dilakukan semudah berbicara ke telepon pintar, yang dapat mengubah keadaan bagi sekitar 463 juta orang di seluruh dunia yang hidup dengan diabetes tipe 2,” katanya.
Peserta studi meliputi orang-orang dengan gula darah normal, pradiabetes, dan diabetes tipe 2.