RADAR BENGKULU - Kontestasi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Bengkulu 2024 kian memanas menjelang masa pendaftaran calon yang akan dimulai pada 27 Agustus mendatang.
Dua pasangan bakal calon yang menjadi sorotan utama adalah petahana Rohidin Mersyah yang berpasangan dengan Meriani, dan Helmi Hasan yang menggandeng Mi’an.
Pertarungan ini diprediksi akan menjadi duel sengit yang menentukan arah masa depan Bengkulu.
Pengamat politik, Dr. Masterjon memprediksi jika terjadi head-to-head antara kedua pasangan ini, posisi petahana akan berada di ujung tanduk.
Menurutnya, penantang baru seperti Helmi Hasan dan Mi’an sering kali membawa narasi perubahan dan inovasi yang mampu menarik pemilih yang tidak puas dengan kinerja petahana.
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Modernisasikan Sistem Parkir di Pantai Panjang
BACA JUGA:Partai Golkar Resmi Dukung Pasangan Rohidin-Meriani Untuk Pilgub Bengkulu
“Penantang baru biasanya diuntungkan dengan dukungan dari masyarakat yang menginginkan perubahan. Jika mereka mampu menawarkan visi yang jelas dan berbeda, serta mendapat dukungan kuat dari berbagai kelompok atau partai politik, peluang mereka menang cukup besar,” jelas Masterjon.
Masterjon menekankan bahwa petahana akan dihadapkan pada evaluasi kinerja selama menjabat. Kepuasan masyarakat terhadap pencapaian visi dan misi sebelumnya akan menjadi penentu apakah Rohidin mampu mempertahankan kursinya.
“Jika petahana memiliki janji politik yang tidak terealisasi, maka posisinya akan semakin berat,” ujarnya.
Selain faktor kinerja, dukungan politik dan sumber daya juga menjadi faktor krusial. Pasangan Helmi Hasan dan Mi’an diusung oleh enam partai politik dengan total 29 kursi di parlemen, yaitu PAN (6 kursi), PDIP (6 kursi), Partai Demokrat (4 kursi), PKB (3 kursi), Nasdem (4 kursi), dan Partai Gerindra (6 kursi).
BACA JUGA:Lima Kandidat Siap Bertarung di Pilwakot Bengkulu 2024
BACA JUGA:Membanggakan, Prestasi Kontingen Bengkulu di Porwanas XIV Kalimantan Selatan
Di sisi lain, pasangan Rohidin-Meriani didukung oleh koalisi partai yang memiliki 16 kursi di parlemen, termasuk Partai Golkar (10 kursi), Partai Hanura (3 kursi), PKS (2 kursi), dan PPP (1 kursi), serta tambahan dukungan dari PSI dan PBB yang tidak memiliki kursi di parlemen.
“Dari sisi dukungan partai politik, pasangan Helmi-Mi’an kembali diuntungkan,” kata Masterjon.