RADAR BENGKULU, MUKOMUKO - Kadis PUPR Mukomuko, Apriansyah, ST., MT pada hari Selasa (12/12) langsung menemui pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII koordinasi sekaligus menyampaikan usulan pembangunan permanen irigasi Bedung Manjuto sayap kanan di Desa Lalang luas yang jebol beberapa waktu lalu.
Ketika dihubungi, Kadis PUPR membawa kabar gembira. Kabar yang ia sampaikan pasti membuat para petani senang. Khsusnya petani sawah di wilayah Kecamatan Lubuk Pinang.
Pasca jebol sekitar 3 pekan yang lalu, pihak BWS Sumatera VII melakukan penanganan darurat terhadap irigasi yang jebol. Membangun tanggul sementara menggunakan tanah dan dilapisi terpal.
BACA JUGA:Kodim 0428 Mukomuko Gelar Penanaman Pohon dalam Rangka HUT Kodam Sriwijaya
BACA JUGA:Nataru, Dinkes Mukomuko Siagakan Petugas Kesehatan
Namun untuk menjamin daya tahan irigasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mukomuko, melalui Dinas PUPR mengusulkan irigasi tersebut segera dibangun permanen.
Kata Apriansyah, keberadaan irigasi sayap kanan sangat vital bagi masyarakat Lubuk Pinang, khususnya bagi petani sawah. Pasalnya, irigasi tersebut menjadi sumber pengairan sawah petani di wilayah Kecamatan Lubuk Pinang, khususnya petani di desa Sumber Makmur SP8.
BACA JUGA:Rapat Paripurna DPRD Provinsi Bengkulu Ditunda Akibat Tak Quorum
"Kita berkoordinasi dengan pihak BWS Sumatera VII, agar irigasi yang kemarin jebol bisa dibangun permanen. Respon pihak BWS Sumatera VII sangat baik," sampai Apriansyah dihubungi melalui sambungan pesan singkat.
Ia mengungkapkan, saat ini pembangunan permanen irigasi Bendung Manjuto sayap kanan yang jebol di Desa Lalang Luas itu sudah masuk tahap perencanaan.
"Semoga saja, pada tahun 2024 mendatang, pihak BWS Sumatera VII bisa merealisasikan pembangunannya. Kita Pemkab Mukomuko siap mendukung BWSS VII," ujar Apriansyah.
Ditambahkannya, pasca jebol, pihak BWS Sumatera VII bersama jajaran Dinas PUPR langsung mengambil langkah cepat.
BACA JUGA:Pengurusan Penyelesaian Tapal Batas Desa Beralih ke Dinas PMD
BWS Sumatera VII langsung melakukan tindakan darurat dengan memperbaiki irigasi yang bersifat sementara atau darurat. Itu dilakukan agar air dapat mengalir cepat, dan ratusan hektar sawah petani yang sudah ditanami padi tidak terancam gagal panen.
"Tempo kurang lebih 20 hari, pekerjaan irigasi darurat tuntas, air sudah kembali mengalir ke sawah para petani. Langkah selanjutnya kita upayakan agar irigasi yang jebol kemarin bisa dibangun permanen," demikian Apriansyah. (sam)