Setelah kita menyadari realita tersebut, tahukah kita bahwa disana ada yang memiliki ilmu amat luas, bahkan tanpa batas, di seluruh bidang tanpa terkecuali, namun anehnya terkadang kita tidak percaya pada-Nya? Kita enggan menerima aturan-Nya. Bahkan tidak jarang ada yang protes dengan ketetapan-Nya! Siapakah Dia? Dialah Penguasa alam semesta ini; Allah ‘Azza wa Jalla.
Dalam sebuah ayat suci al-Qur’an Suarat Al-An’am ayat 59 Allah menggambarkan keluasan ilmu-Nya,
''Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab di Lauhul Mahfudz.''
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Dengan ilmu-Nya yang maha luas itulah, Allah membuat aturan hidup kita di dunia yang fana ini. Juga menentukan takdir seluruh makhluk-Nya tanpa terkecuali. Allah menetapkan dan menentukan semua itu, sesuai dengan kondisi kita dan dipilihkan-Nya semua yang terbaik untuk kita. Dia Maha tahu apapun yang terbaik bagi para makhluk-Nya.
Sebagaimana firman Allah yang artinya: ''Bukankah Allah mengetahui semua ciptaan-Nya? Allah Maha Halus dan Mahaluas ilmu-Nya.'' QS. Al-Mulk: 14.
Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa Sang Pencipta itu lebih mengerti tentang seluk beluk makhluk ciptaan-Nya. Apa yang baik untuk mereka, Allah anjurkan dan halalkan. Sebaliknya, apa yang buruk dan berbahaya untuk mereka, maka Allah larang dan haramkan. Kesadaran inilah yang seharusnya kita tumbuhkan dalam jiwa, dalam menyikapi aturan agama. Sehingga kita pun akan memiliki kelapangan hati dalam menerima perintah dan larangan Allah serta Rasul-Nya shallallahu’alaihiwasallam.
Tidak ada jalan yang lebih mendatangkan kebahagiaan hidup di dunia maupun akhirat, dibanding jalan yang telah digariskan al-Qur’an dan Sunnah. Siapapun yang meniti jalan tersebut pasti akan selamat, akan tenang dan nyaman kehidupannya. Serta kelak di akhirat mendapat kehormatan untuk memasuki surga in shaa Allah. Sebaliknya orang yang menyimpang dari jalan tersebut, pasti akan ditimpa perasaan gundah gulana, gelisan dan tidak tenang. Yang lebih berat dari itu semua, kelak terancam siksa neraka.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Allah lebih tahu apa yang terbaik untuk kita, bukan hanya dalam aturan hidup, namun juga dalam garis kehidupan kita. Ya, Allah Maha Tahu apakah takdir yang terbaik untuk kita. Sehingga manakala Sang Khalik menentukan sesuatu untuk kita jalani dalam kehidupan ini, walaupun terasa sakit dan sedih di hati, semisal musibah yang datang bertubi-tubi, yakinlah bahwa di balik itu semua pasti ada hikmah kebaikan. Tidak musti sesaat setelah musibah itu datang, kita langsung mengetahui hikmahnya. Bisa jadi kita baru menyadari hikmah tersebut setelah sekian tahun berlalu.
Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
''Sesungguhnya Allah tidaklah menakdirkan sesuatu untuk seorang mukmin melainkan itu baik untuknya.'' (HR. Imam Ahmad)
Terkadang kita merencanakan sesuatu, yang menurut prasangka dan perkiraan kita, rencana tersebut adalah yang terbaik. Maka selanjutnya kita pun berusaha untuk meraihnya. Namun realita berkata bahwa ternyata kadang kita gagal, setelah berusaha maksimal. Rencana tidak berjalan sesuai dengan apa yang kita kehendaki. Atau terkadang ada musibah yang menimpa kita, yang membuyarkan semua yang kita cita-citakan.
Ingatlah, bahwa bila seorang hamba sudah berusaha dan telah berdoa, maka hasil akhir yang Allah tetapkan, itulah yang terbaik bagi hamba tersebut. Mengapa? Karena yang terbaik adalah apa yang Allah pilihkan untuk kita.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Sebagai penutup dari khutbah singkat yang disampaikan saat ini, maka marilah kira resapi Firman Allah yang terdapat di dalam surat Al-Baqrah : ayat 216 yang