Emas Eksi Oleh Dahlan Iskan

Minggu 10 Dec 2023 - 22:07 WIB
Reporter : tim redaksi
Editor : chris

 

SAYA belum akan mengambil kesimpulan apa pun. Soal emas enam ton ini terlalu ruwet untuk dipahami hanya dalam hitungan jam.

"Soal ini baru akan jelas kalau ada audit forensik seluruh transaksi di Antam sepanjang tahun 2018," ujar Retno Chandra, pengacara terdakwa Eksi Anggraeni.

Retno baru menjadi pengacara Eksi di perkara tipikor yang sekarang sedang disidangkan di Pengadilan Tipikor Surabaya. Dia belum jadi pengacara Eksi di perkara pidana pertama dan kedua.

Retno sarjana hukum lulusan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Dia orang Ngunut, satu kecamatan di Blitar. Ayahnya Tionghoa, ibunya Jawa Blitar.

Sedang Eksi lahir di pelosok desa di selatan Lumajang: desa Tempeh. Sampai SMA di sana. Marganya Liem. Dia tidak kuliah. Eksi langsung bekerja. Membantu usaha konveksi keluarga. Ayah Eksi meninggal muda: 50 tahun. Dia ingin adiknya yang kuliah. Dia yang cari uang untuk biaya mereka.

Setelah pindah ke Surabaya Eksi usaha katering. "Kalau ada pengantin di gang-gang kampung saya yang atur tenda, kursi dan makanannya," katanya. Eksi pandai masak. Khususnya rawon. Itu kepandaian Eksi yang dibawa sejak dari Tempeh.

Eksi harus cari uang. Perkawinannya gagal. Punya satu anak. Perempuan. Sang anak kini sudah kawin. Tinggal di Amerika.  Ikut suami.

Sang anak sebenarnya tidak mau cepat-cepat kawin. Dia ingin mendampingi sang ibu yang terus dilanda perkara. Tapi sang ibu yang mendesaknya untuk menerima lamaran. Perkara yang dihadapi sang ibu begitu banyak. Yang sudah dijatuhi hukuman saja dua perkara. Yang sedang disidangkan satu perkara. Yang akan menyusul masih banyak perkara.

Eksi seperti putus asa. Usianya baru 55 tahun. Tapi wajahnya sudah seperti 65 tahun. Posturnya tinggi besar. Dia sempat terkena stroke. Juga sempat terpikir untuk bunuh diri. Karena itu dia mendesak anak tunggalnya untuk mencari kehidupan sendiri.

Eksi kini hanya bersama ibunya. Sudah tua. Dia tinggal di rumah kontrakan. "Tidak punya rumah lagi. Tidak punya apa-apa lagi," katanya. Rumah kontrakan itu pun anaknya yang mengontrakkan.

Rumahnya, kata Eksi pada saya, disita secara paksa oleh Budi Said. Demikian juga tanah-tanahnya. Sertifikatnya diambil. Eksi disekap. Dipaksa menandatangani akta peralihan aset itu. Salah satunya berupa tanah yang dia niatkan untuk membangun gereja. Eksi adalah jemaat Gereja Mawar Sharon.

Pun perhiasan-perhiasannya. Diambil semua.

Eksi menceritakannya secara detail. Lain kali bisa saya bagikan pada Anda.

Saya baru jelas: Eksi bukan karyawan Antam. Tidak pula bekerja di Antam.

Kategori :

Terkait

Rabu 18 Dec 2024 - 22:25 WIB

Mati Lagi

Selasa 17 Dec 2024 - 20:56 WIB

Perusuh Bocor

Minggu 15 Dec 2024 - 22:15 WIB

Habib Bola

Sabtu 14 Dec 2024 - 22:23 WIB

Hidup Baru

Jumat 13 Dec 2024 - 19:59 WIB

Mayasari Tempe