“Dalam konteks pemilu, tidak ada masalah jika para kandidat memiliki relasi dengan kepala daerah. Keterpilihan mereka, termasuk para istri kepala daerah, juga cukup memiliki legitimasi,” ujarnya.
Meskipun demikian, penting untuk memastikan bahwa kandidat yang terpilih tidak hanya memiliki legitimasi politik, tetapi juga kapasitas dan kapabilitas yang memadai untuk menjalankan amanah yang diberikan oleh masyarakat. Hal ini akan menentukan efektivitas kepemimpinan mereka dan dampaknya terhadap pembangunan di Provinsi Bengkulu.
“Yang perlu dipertanyakan adalah sejauhmana kapabilitas mereka untuk mewakili konstituennya. Publik berhak mengetahui apakah mereka mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan baik,” tambahnya.
Lebih lanjut dikatakan, saat ini bakal calon Gubernur dan wakil Gubernur, kian mengerucut. Sehing saat ini masyarakat akan disajikan pilihan sebanyak empat bakal calon Gubernur dan wakil Gubernur. Menariknya pada Pilgub Bengkulu kali diwarnai dengan bakal calon independen atau jalur perseorangan. Yakni Dempo Xler dan Ahmad Kanedi.
Sedangkan tiga bakal calon lainnya akan diusung oleh partai politik atau gabungan partai politik. Seperti Rohidin Mersyah dan Meriani, akan diusung oleh Partai Golkar setelah menerima B1KWK partai Golkar. Selain Partai Golkar, pasangan ini juga mengincar partai lain seperti Hanura yang telah memberikan surat penugasan. Kemudian Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Selanjutnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sudah disambangi oleh Rohidin Mersyah dan Meriani di Kantor Dewan Pimpinan Pusat PKS. Kemudian Partai Kebangkitan Bangsa.
Sedangkan Bakal Calon Gubernur Bengkulu dan Wakil Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan dan Mi'an, kemungkinan akan diusung oleh partai PAN yang telah memberikan B-1,KWK. Terus, Partai PDI telah memberikan surat penugasan dan Partai NasDem meskipun belum memberikan rekomendasi.
Selanjutnya untuk bakal Calon Gubernur Rosjonsyah, kemungkinan akan diusung oleh Partai Gerindra dan Demokrat, meskipun sejauh ini kedua parpol tersebut belum mengeluarkan rekomendasi.
Menjelang masa pendaftaran Cagub dan Cawagub ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Agustus mendatang, politik di Bengkulu semakin dinamis. Sehingga, gabungan partai politik mengusung bakal calon tersebut sebelum bisa dipastikan.
Akan tetapi, jika analisis peta politik Pilgub Bengkulu 2024 seperti demikian, maka pilkada kali ini diprediksi akan menjadi ajang pertarungan politik yang penuh drama dan rivalitas lama. Mempertemukan kembali para tokoh yang sudah saling berhadapan di Pilgub 2020 lalu.
Antara Rohidin Mersyah, dengan Helmi Hasan. Rohidin Mersyah sebagai gubernur Bengkulu saat ini jelas akan mempertahankan posisinya. Sedangkan Helmi Hasan akan mempersiapkan strategi jitu untuk tidak terulang kekalahan yang sama.
Lebih dari itu, Rohidin juga akan bertarung dengan rekannya sendiri saat mencundangi Helmi Hasan di Pilgub 2020. Yaitu, Rosjonsyah yang saat ini menjabat sebagai wakil Gubernur. Sehingga Helmi Hasan akan melawan dua kandidat yang pernah mencundangi dirinya. Jika sebelumnya kalah di Pilgub Helmi Hasan masih meraih jabatan sebagai Walikota Bengkulu. Namun jika kali ini Helmi Hasan Kembali kalah, maka tidak ada kesempatan untuk menjadi walikota lagi.
Diantara tiga kandidat yang memiliki histori di Pilgub sebelum ada pendatang baru jalur independen yakni Dempo Xler.
Dengan calon Gubernur dan wakil gubernur yang pernah menjabat kepala daerah, bahkan satu diantaranya Rohidin Mersyah sebagai incumbent.