RADARBENGKULUBACAKORAN.CO - KELURAHAN Surabaya juga termasuk salah satu nama kelurahan unik di Kota Bengkulu. Kelurahan ini termasuk dalam wilayah Kecamatan Sungai Serut. Mengapa daerah ini dinamakan Surabaya? Bagaimana sejarahnya? Ikuti saja tulisan Wartawan Harian Radar Bengkulu berikut ini.
AZMALIAR ZAROS, Bengkulu
Asal usul dinamakan Kelurahan Surabaya ini, kata tokoh masyarakat Surabaya, Sani (73) dia tidak tahu secara persis. Pasalnya, nama itu sudah lama ada. Jauh sebelum dia lahir di daerah tersebut,orang sudah menyebutnya Surabaya. ‘’Saya itu lahir tahun 1937. Pada tahun itu, daerah ini sudah bernama Surabaya,’’jelas Sani yang dihubungi Radar Bengkulu di rumahnya yang terletak di Jln.Halmahera No 30 RT 6 RW 3 Kelurahan Surabaya kemarin.
Menurut orangtuanya, Ismail, asal nama kelurahan Surabaya ini adalah karena daerah ini dahulunya dihuni orang- orang dari Surabaya, Jawa Timur. Mereka itu dibawa oleh tentara Belanda untuk membangun tanggul atau bendungan di Danau Dusun Besar atau Danau Dendam Tak Sudah.’’Mereka itu dahulu menurut orangtua saya datang dari Surabaya dan Pulau Jawa. Mereka sengaja dikirim Belanda untuk membangun tanggul di Danau Dendam Tak Sudah,’’jelas Sani yang lahir di Surabaya Bengkulu sejak zaman dahulu.
BACA JUGA:OnePlus Watch 2R: Smartwatch Dengan Layar AMOLED 1,43
Jumlah mereka yang bekerja di tanggul itu banyak sekali. Malah ceritanya ratusan orang lebih. Sebab, pembangunan tanggul itu masih manual. Tidak ada pakai alat berat seperti sekarang ini. Mereka bekerja betul-betul dengan tenaga sendiri. Sewaktu membuat tanggal tersebut, orang-orang dari Surabaya itu tinggal di lokasi Brimob sekarang, di dekat pemancar RRI, di dekat Perumahan P dan K. Jumlah mereka itu lebih dari ratusan orang.
Karena di daerah ini dahulu banyak orang dari Surabaya tadi, maka orang-orang waktu itu menyebut daerah ini dengan nama Surabaya. Karena, memang di daerah itu banyak tinggal orang-orang dari Surabaya tadi. Sedangkan penduduk Bengkulu amat sedikit. Nama itu, mengalir dari mulut ke mulut oleh warga Bengkulu. Akhirnya nama itu lengket jadi nama daerah Surabaya. Ini berlangsung sampai dengan sekarang.
Setelah mereka selesai membangun tangggul Danau Dendam Tak Sudah itu dahulu, paparnya, mereka itu ada yang kembali ke daerah asalnya. Selain itu ada juga yang tetap tinggal di Bengkulu. Bahkan, mungkin juga ada yang tinggal di desa Surabaya sekarang. Sebab, di daerah ini ada orang Jawa. Tetapi dia kurang tahu apakah dari Surabaya atau bukan.’’Saya tidak tahu juga apakah orang Jawa yang ada di Surabaya saat ini penduduk zaman dahulu atau tidak, karena saya tidak pula menanya mereka secara mendetil.’’
Pada zaman itu, lanjut mantan Kepala Desa Surabaya tahun 1965-1981, pembangunan tanggul itu sangat besar sekali manfaatnya bagi warga. Antara lain untuk mengalirkan aliran air ke sawah warga Tanjung Agung sekitarnya, untuk menangkal air asin jangan tersedot oleh pipa PDAM Surabaya, untuk membuka lapangan usaha mencari ikan oleh warga. Karena saat itu banyak ditemukan ikan di sana.
Mantan Lurah Surabaya, Fatmawati S.Sos yang dihubungi Radar Bengkulu di kantornya kemarin mengatakan kelurahan ini luasnya ada 474 hektare. Daerah yang memiliki 20 Rukun Tetangga (RT) ini jumlah penduduknya ada 7.620 jiwa atau 4.900 Kepala Keluarga (KK). Letaknya, sebelah utara berbatasan dengan desa Nakau, Bengkulu Tengah, selatan berbatasan dengan Dusun Besar, Barat berbatasan dengan Air Sebakul dan timur berbatasan dengan Semarang.
Fasilitas umum di daerah ini cukup banyak. Antara lain ada Dinas Perhubungan. Pemancar RRI Bengkulu, Polsek, Brimob, PDAM, Pesantren Hidayatullah,Kantor Camat, KUA Kecamatan, SN 67, pabrik es, pabrik kopi.
Di daerah ini banyak sekali perumahannya. Antara lain Surabaya Permai, Perumahan P dan K, Griya Asri, Vila Danau Indah, Sopo Indah. Usaha ternak ayam potong juga ada di sini, usaha ternak ikan, persawahan, perkebunan sawit, perkebunan karet, pala, kebun jagung, pabrik batu bata, perajin makanan Bengkulu.