"Kami berharap Polda Bengkulu segera memeriksa anggota Polri yang melakukan penembakan untuk memastikan apakah tembakan yang dilakukan sesuai prosedur atau tidak. Jika diduga melanggar SOP dan mengakibatkan orang lain luka-luka, maka pelaku harus diproses pidana dan kode etik," tegasnya.
Lebih lanjut Poengky menyatakan bahwa jika setelah pemeriksaan dinyatakan tidak ada pelanggaran, tetap perlu ada evaluasi untuk memperbaiki penanganan pengamanan di wilayah perkebunan.
"Tetapi jika setelah pemeriksaan dinyatakan tidak melanggar, maka tetap perlu ada evaluasi untuk perbaikan penanganan pengamanan di wilayah perkebunan. Kompolnas mendorong pemeriksaan berdasarkan scientific crime investigation agar hasilnya valid," tambah Poengky.
BACA JUGA:Demi Keluarga dan Bisnis, M. Soleh Mundur dari Pilwakot Bengkulu Setelah Pulang Haji
BACA JUGA:Polsek Maje gelar Police Goes to School di SMP Negeri 33 Kaur
Kompolnas juga merekomendasikan penggunaan body camera bagi anggota yang bertugas di lapangan serta video camera untuk pengawasan atasan guna menunjukkan profesionalitas anggota.
"Kompolnas berharap situasi di lapangan dapat dipulihkan kondusivitasnya. Kami berharap semua pihak cooling down, menahan diri. Kami juga berharap korban luka dapat segera sembuh, pulih seperti sedia kala," tutur Poengky.
Insiden ini menambah daftar panjang permasalahan agraria yang kerap kali berujung pada kekerasan. Pemerintah diharapkan dapat mengambil langkah konkrit untuk menyelesaikan sengketa lahan yang berlarut-larut serta memastikan keamanan dan keadilan bagi seluruh warga.