RADAR BENGKULU.BACAKORAN.CO, MUKOMUKO - Samba Lokan sudah menjadi kuliner Kabupaten Mukomuko paling populer. Samba atau rendang lokan bukan saja dikonsumsi oleh masyarakat di daerah ini, tapi sudah menjadi makanan yang dijadikan buah tangan.
Sayangnya, bahan baku samba lokan yakni kerang lokan (kerang sungai/air payau) dari dalam daerah yang biasa didapat dari sungai Selagan sekarang ini sedang terhenti.
Pasalnya, para pencari lokan tidak berani lagi mencari lokan di sungai Selagan karena takut diterkam buaya.
Dua orang warga Kota Mukomuko yakni 1 warga Desa Tanah Rekah dan 1 orang warga Tanah Harapan, tewas diterkam buaya saat sedang mencari lokan di Sungai Selagan.
"Warga yang biasa menyelam (mencari) lokan, kalau sekarang berenti semua. Tidak berani lagi," ujar Ribianto, warga Tanah Harapan kepada Radar Bengkulu.
Dijelaskannya, lokan atau kerang sungai ini berada di pasir lumpur di dasar sungai. Untuk mendapatkannya, para pemburu lokan harus masuk dan menyelam ke dalam air. Disatu sisi ada buaya yang mengintai.
"Dua orang warga kami yang diterkam dulu, semuanya kan penyelam lokan. Setelah kejadian kedua kali, penyelam lokak tidak berani lagi," papar Robianto.
BACA JUGA:RBMG dan BKKBN Provinsi Bengkulu Sukseskan Program Stunting dan Bangga Kencana
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Akan Surati Perusahaan Sawit untuk Bergabung dengan GAPKI
Dikatakan Robi, dulu tidak sedikit warga Tanah Rekah dan Tanah harapan menggantungkan hidup dari pekerjaan menyelam lokan. Mereka bisa mendapat penghasilan antara Rp 100 ribu sampai Rp 300 ribu perhari dari berburu lokan.
"Kalau sekarang, warga yang dulu penyelam lokan, beralih profesi mencari pekerjaan lain. Umumnya buruh harian lepas. Tapikan tunggu ada yang ngajak," ujarnya.
Kendati lokan dalam daerah sekarang susah didapat, kuliner Samba Lokan tetap produksi. Informasi didapat, lokan yang beredar di Kabupaten Mukomuko dipasok dari luar daerah, yakni Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
"Kalau di pasar yang jual lokan ada. Tapi informasinya dari daerah Muara Sakai, Indrapuro, Pesisir Selatan," pungkas Robianto.
Sekedar mengulas, warga setempat bersama tim BKSDA dan Pemkab Mukomuko sudah memasang perangkap, jenis perangkap kerangkeng untuk mengevakuasi buaya di Sungai Selagan. Sayangnya upaya itu belum berhasil.