RADAR BENGKULU, JAKARTA - Hasil penelitian mengungkapkan, penggunaan perangkat digital tidak secara langsung merusak hubungan antara orang tua dan anak.
Sebaliknya, hal itu (penggunaan HP) hanyalah gangguan umum yang dapat terjadi.
Seperti dikutip dari laman DISWAY.ID, peneliti di Swiss telah melakukan analisis terhadap apa yang mereka sebut sebagai "technoference." Yaitu, gangguan yang disebabkan oleh penggunaan perangkat digital, untuk melihat apakah gangguan dari sumber lain selain ponsel juga berdampak negatif bagi hubungan orang tua dan anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber gangguan tersebut pada akhirnya bukanlah hal yang penting.
Anak-anak sebenarnya hanya menginginkan perhatian penuh dari orang tua mereka. Ketika mereka tidak mendapatkannya, baik itu karena orang tua sibuk dengan ponsel mereka atau melakukan aktivitas non-digital lainnya, hubungan akan tetap terganggu.
BACA JUGA:Kelurahan Pasar Baru Laksanakan Pembangunan Sesuai Keinginan Masyarakat
BACA JUGA:Kanwil hukum dan HAM Bengkulu mengajak UMKM Daftarkan Hak Kekayaan Intelektual
Dalam sebuah pernyataan, Nevena Dimitrova, penulis utama studi ini dan peneliti di University of Applied Sciences dan Arts Western Switzerland, menyatakan bahwa terganggunya orang tua dalam berinteraksi dengan anak dapat mempengaruhi kualitas dan jumlah interaksi orang tua-anak. Gangguan tersebut tak peduli apakah berasal dari aktivitas digital atau non-digital.
Hasil penelitian yang diterbitkan di Frontiers in Child and Adolescent Psychiatry, para ilmuwan menguji 50 pasangan orangtua-anak yang dibagi menjadi tiga kelompok.
Untuk kelompok pertama diminta bermain dengan anak selama 10 menit. Kelompok kedua bermain dengan anak-anak, namun setelah lima menit diberikan kuesioner untuk diisi.
Sedangkan kelompok ketiga juga diberikan kuesioner, namun diisi menggunakan tablet.
Nah, hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dalam kelompok 'terganggu' menunjukkan tingkat keterlibatan sosial yang lebih rendah terhadap orang tua mereka, dan orang tua kurang peka terhadap sinyal komunikasi anak-anak mereka. Akan tetapi perbedaan interaksi antara menggunakan tablet dan pena-kertas tidak begitu signifikan.
Peneliti mengungkap bahwa jenis interaksi terbaik antara orang tua dan anak adalah yang tanpa gangguan. Mereka juga menyoroti perlunya menghindari kepanikan moral seputar penggunaan layar, yang dianggap tidak memiliki pembenaran yang kuat.
BACA JUGA:Arcfox Kaola: Mobil Listrik yang Dirancang Khusus untuk Orang Tua dan Anak Balita
BACA JUGA:Sikap Orang Tua Yang Bisa Bikin Anak Punya Trauma
Dimitrova menegaskan bahwa bukan layar yang merusak kualitas interaksi orang tua dan anak, melainkan ketidaktersediaan orang tua dalam interaksi tersebut. Dengan demikian, penting bagi orang tua untuk sepenuhnya terlibat dalam berinteraksi dengan anak-anak mereka untuk membangun hubungan yang sehat dan berkualitas.