"Dan surat itu sudah beberapa kali diubah oleh pihak RT dan RW. Kami memiliki surat yang asli dan kami siap mempertanggungjawabkan secara hukum. Karena ini menyangkut SARA, serta sebagai orang Minang yang ada di Bengkulu, kami tidak pernah melanggar adat. Kami menegaskan tidak akan memindahkannya," tutur Amir Syarif.
Polemik ini menggambarkan betapa kompleksnya masalah yang melibatkan adat, hukum, dan keinginan masyarakat. Dengan berbagai pihak yang terlibat, solusi terbaik diharapkan segera ditemukan untuk menyelesaikan konflik ini tanpa menimbulkan lebih banyak ketegangan di masyarakat.
Kategori :