Eddy-lah yang mengubah kota Batu. Dari kota kebun tradisional menjadi kota wisata yang jadi buah bibir. Rakyat Batu mengakui itu. Mereka sampai pada tingkat memuja Eddy.
Istrinya sebenarnya berhasil mempertahankannya.
Tapi melihat nasib suami berakhir di bui, Dewanti tidak mau lagi maju untuk periode kedua nanti.
Dari rumah duka saya tidak menyusul ke masjid. Bisa jadi jenazah sudah berangkat ke makam ketika saya tiba di masjid. Hujan turun dengan lebatnya. Saya memutuskan langsung ke makam. Mencegat jenazah di sana.
Saya melarang istri turun dari mobil. Tidak usah ikut ke makam. Hujan luar biasa derasnya. Payung hanya satu. Lebih baik saya pakai sendiri.
Ada dua tenda di dekat liang lahat. Besar dan kecil. Tenda kecil tepat di atas liang lahat. Tenda besar berjarak 10 meter. Dua-duanya penuh dengan orang yang takut kuyup.
Saya pilih di bawah tenda besar. Penuh. Berjejal. Semua takut tempias. Tidak mungkin bisa menyalami istri maupun ibu almarhum.
Saat lagi mencari kesempatan menyapa keluarga, seseorang menarik saya: harus pindah ke tenda kecil. Jenazah sudah akan tiba.