Khutbah Jum'at: Sifat-Sifat Ibadurrahman Oleh Khatib: Dr. Nur Hidayat, M.Ag
Dari : Masjid Besar Jami' Babussalam Jalan P.Natadirja KM.8 Kelurahan Jalan Gedang, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu RADAR BENGKULU - Ma’asyiral muslimin rahimakumullah… Dalam Al-Qur’an Allah SWT menyebut segolongan orang-orang yang memiliki sifat tertentu dengan istilah “Ibadurrahman”. Mereka adalah hamba-hamba Allah yang diberi kemuliaan dan akan mendapatkan rahmat yang besar di sisi Allah SWT. Rahmat Allah yang besar tersebut berupa kedudukan khusus, yaitu surga dengan derajat yang tinggi serta akan disambut dengan penghormatan dan salam (yulaqqouna fiha takhiyyatan wa salaman).” Akan tetapi, untuk mendapatkan gelar “ibadurrahman” seseorang harus memiliki kriteria dan karakteristik khusus yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Kriteria tersebut antara lain sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Furqan ayat 63-77 : 1. Rendah hati Sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT, “Ibadurrahman yaitu orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati…..”. Rendah hati adalah sifat tidak sombong, tidak congkak, tidak angkuh dan tidak memandang rendah kepada orang lain. Orang yang rendah hati biasanya sering mengalah dan selalu membina hubungan social yang baik dengan orang lain. Sikap seperti ini memang sangat sulit diterapkan kecuali bagi orang-orang tertentu yang benar-benar baik. Karena, sejatinya manusia sering mengedepankan egonya. Oleh karena itu, Allah SWT menempatkan rendah hati sebagai kriteria pertama yang harus dimiliki untuk menjadi ibadurrahman. 2. Pemaaf Dan Lemah Lembut Menurut tafsir Ibnu Katsir kata ‘Ibadurrahman memiliki karakterisitik hamba-hamba Allah SWT sebagaimana disebutkan dalam firman Allah yang artinya, “Dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, "salam,". Maksud dari ayat tersebut yaitu jika orang-orang bodoh mencaci-maki dengan perkataan yang kotor, maka orang-orang beriman tidak membalasnya dengan perkataan kotor pula, melainkan mereka akan memafkan dan tidak mengucapkan apapun kecuali kebaikan. Sebagaimana sikap Rasullullah terhadap orang bodoh yang mencacinya, beliau tidak membalas hal itu, melainkan memaafkannya. Dalam kehidupan sehari-hari kebanyakan orang akan membalas cacian dengan caci maki pula. Ia tidak dapat menahan diri dan emosi, sehingga keluar kata-kata kotor dari mulutnya. Oleh karena itu, Allah SWT menetapkan bahwa karakteristik ibadurrahman adalah harus mampu menahan diri dari ucapan-ucapan kotor meskipun dirinya dicaci maki orang lain. 3. Menghidupkan Qiyamulail Kriteria ketiga untuk menjadi ibadurrahman adalah menghidupkan qiyamullail sebagaimana firman Allah SWT yang artinya : “Dan orang-orang yang menghabiskan waktu malam untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri." Qiyamullail adalah bangun untuk melaksanakan salat pada malam hari. Yang dimaksud dalam hal ini tentu saja salat-salat sunnah seperti tahajud dan salat sunah lainnya. Qiyamullail sangat besar keutamaannya. Bahkan merupakan hal yang wajib bagi rasulullah SAW. Meskipun demikian, qiyamullail terasa berat karena biasanya malam hari adalah saat manusia tidur dan beristirahat. Hanya orang-orang tertentu yang dapat melaksanakannya. Oleh karena itu, Allah menempatkan qiyamullail sebagai salah satu syarat untuk menjadi ibadurrahman. 4. Sangat Takut Dengan Azab Neraka Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur'an yang artinya : "Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahanam dari kami… ". Ayat ini menjelaskan kendati akhlak para “Ibadurrahman” terhadap sesama makhluk demikian terpuji, dan ibadah mereka kepada Allah demikian tulus dan baik, namun mereka masih merasa takut terhadap azab neraka. Sikap takut ini tentu saja diimbangi dengan selalu mawas diri dan waspada agar jangan jatuh dalam dosa. Kebanyakan orang lupa dengan dahsyatnya siksa neraka akibat sibuknya urusan dunia. Bahkan orang sholeh dan rajin ibadah dapat berbalik menjadi orang yang jahat akibat terbuai dengan kenikmatan dunia. Oleh karena itu, para ibadurrahman akan selalu merasa takut dengan azab neraka, sehingga ia senantiasa waspada dalam menjaga ketaatan dan menjauhi kemaksiaatan. 5. Bijaksana Dalam Membelanjakan Harta Menurut tafsir Ibnu Katsir, kata ‘Ibadurrahman” memiliki karakterisitik hamba-hamba Allah SWT sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Ayat 67 yang artinya : "Dan mereka yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah diantara keduanya". Maksud ayat ini adalah bahwa para ibadurrahman bukanlah orang-orang yang boros dalam menghabiskan harta dengan membelanjakannya secara berlebihan di luar kebutuhan, namun tidak pula kikir, sehingga menyebabkan hak orang lain yang membutuhkan tidak terpenuhi. Mereka selalu bijaksana dalam membelanjakan harta sesuai anjuran agama.(ae4)
Kategori :