Penderita HIV di Bengkulu Meningkat 100 Kasus Setiap Tahun 8 Penderita HIV Meninggal Sepanjang 2024

Minggu 24 Mar 2024 - 20:46 WIB
Reporter : windi junius
Editor : Syariah muhammadin

Lalu, melakukan penyuluhan-penyuluhan kepada populasi kunci seperti Laki-laki Suka Laki-laki (LSL), Ibu hamil, wanita pekerja seks (WPS), masyarakat yang pengguna dari WPS itu dengan mendatangi tempat praktik WPS itu.

"Selanjutnya juga surveilans dengan cara skrining," ujarnya.

Saat ditemukan ada yang positif, maka setiap 6 bulan sekali dilakukan pemeriksaan di laboratorium.

Untuk penataan pengobatannya dilakukan seumur hidup. Setiap 6 bulan dilakukan pemeriksaan didampingi oleh yayasan  tadi agar dia tidak menularkan kepada orang lain.

"Apakah tetap berkembang atau konstan. Yang jelas tidak mungkin hilang. Artinya, virus ini akan ada seumur hidup," ucapnya.

Dengan cara melakukan edukasi kepada penderita, mendampingi agar penderita tetap hidup produktif dan tidak menyebarkan atau menularkan virus HIV itu serta memperpanjang angka harapan hidupnya.

BACA JUGA:Kontrol Kinerja OPD, Bupati Mukomuko Minta Tim TEPRA Evaluasi Serapan Dua Pekan Sekali

BACA JUGA:Pedagang Membandel, Alun- Alun Seluma jadi Pusat Kuliner Dadakan

Ia menuturkan, kebanyakan HIV menular melalui hubungan seksual di luar pernikahan. Yang biasanya hubungan seksual tersebut dilakukan kepada lebih dari satu orang. 

"Maka, hindarilah hubungan di luar pernikahan ini," ucapnya.

Selanjutnya, Ruslian juga mengimbau untuk tidak menggunakan narkoba. Karena, narkoba yang biasanya menggunakan oral/pil. Saat ini meningkat ke narkoba suntik. Ia juga meminta kepada masyarakat untuk  tidak men-stigma penderita HIV yang ada di lingkungannya.

"Apalagi sampai dikucilkan. Tetap memberikan semangat. Apalagi dia tertular bukan karena perilaku dia, seperti tertular suaminya atau ketidak kesengajaan lain. Sehingga tidak ada lagi stigma buruk tentang penderita HIV," demikian Ruslian

 

Kategori :