RADAR BENGKULU, BENTENG - Masih cukup maraknya kasus perundungan dan kekerasan terhadap anak dibawah umur di Kabupaten Benteng mengundang banyak perhatian dari berbagai pihak.
Guna mengantipasi terjadinya kasus serupa di Benteng, Kepala Disdikbud Benteng Tomi Marisi mengimbau, kepada seluruh pihak sekolah di Benteng agar dapat memperhatikan kondisi psikologis siswa-siswi yang ada di sekolahnya masing-masing.
"Kita prihatin melihat adanya pemberitaan-pemberitaan di media massa berkenaan dengan adanya kasus perundungan, kekerasan seksual dan kekerasan dalam bentuk lainnya terhadap anak-anak dibawah umur, khususnya pelajar," terangnya.
Untuk mencegah terjadinya hal-hal negatif tersebut, lanjutnya, diperlukan adanya partisipasi aktif dari berbagai pihak. Sehingga kekerasan terhadap anak tersebut tidak kembali terulang.
"Banyak hal bisa dilakukan untuk membentengi anak-anak kita agar terhindar dari perundungan, kekerasan seksual tersebut. Seperti, sekolah dengan rutin menggelar agenda religi serta kegiatan-kegiatan religi lainnya," terangnya.
BACA JUGA:Kapolres Kaur Berikan Bantuan Sembako Kepada Korban Banjir di Sungai Sambat
BACA JUGA:3 CJH Bengkulu Selatan Belum Melakukan Pelunasan Pemberangkatan Haji
Selain dari sisi keagamaan, untuk mengantipasi hal-hal berbau negatif menimpa anak, sekolah bisa mengarahkan anak-anaknya untuk mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurukuler yang ada di sekolah. Sehingga dengan demikian, hari-hari siswa banyak disibukkan dengan kegiatan-kegiatan yang positif sehingga tidak terlintas dibenak siswa untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma agama dan norma adat.
Ditambahkan, peran serta dari orang tua walimurid dan masyarakat secara umum juga sangat diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya tindak kekerasan terhadap anak. Orang tua walimurid harus senantiasa menjalin komunikasi yang baik dengan siswa. Sehingga ketika terjadi permasalahan terhadap anak, orang tua wali murid bisa segera merespon serta memberikan solusi dari permasalahan siswa tersebut.
"Orangtua juga harus pro-aktif memantau kondisi kejiwaan anaknya, seperti mengingatkan anak agar tidak lupa mengerjakan salat lima waktu dan menanyakan tentang perkembangan aktivitas belajar di sekolah. Sehingga dengan keterbukaan tersebut, orang tua dapat cepat mengetahui kondisi anak jika ada permasalahan," terangnya.