Umar menyatakan, pendapatan yang ia dapatkan selama bulan Syawal mencapai Rp 412.500 setiap hari.
"Biayanya berbeda-beda." "Jika lontong ditambah ayam saja, biayanya Rp 27.500, sedangkan jika lontong ditambah ayam serta tempe atau tahu menjadi Rp 29.000, namun jika hanya memesan ayam opornya saja, harganya Rp 21.500," kata Umar.
Kenaikan permintaan saat lebaran membuat para penjual meraih keuntungan yang luar biasa.
"Syukuri saja, jika totalnya lebih dari Rp 1 juta," tambahnya.
Menurut pakarnya, nama Lontong Tuyuhan diambil dari kata tuyuhan, yang merupakan nama sebuah desa di Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang.
Persis di samping gerbang masuk Desa Tuyuhan.
Di samping itu, keistimewaan Lontong Tuyuhan juga terletak pada aspek filosofisnya, kata Husein, seorang pedagang es kelapa muda menyatakan, hidangan ini memiliki simbol budaya, agama, dan pendidikan.
"Yang menarik di sini adalah bentuk segitiga lontongnya." Itu mencerminkan adanya tiga prinsip dalam kehidupan, yaitu budaya atau sejarah, agama, dan pendidikan.