
Lebih lanjut, Joko mengatakan bahwa pengerukan ini merupakan langkah strategis dalam menjaga kelangsungan aktivitas ekonomi melalui jalur laut. Ia pun menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan, mulai dari Pemerintah Provinsi Bengkulu hingga unsur Forkopimda dan pengguna jasa pelabuhan.
“Kolaborasi semua pihak sangat penting dalam menyukseskan pengerjaan ini. Kami berharap tidak ada kendala berarti ke depan, sehingga lalu lintas kapal bisa kembali berjalan normal,” ucap Joko.
Aktivitas Pelabuhan Pulau Baai sendiri merupakan salah satu nadi ekonomi Bengkulu. Selain sebagai gerbang ekspor komoditas unggulan seperti batu bara, karet, dan CPO, pelabuhan ini juga melayani angkutan barang kebutuhan pokok yang datang dari wilayah luar.
Kondisi pendangkalan yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir menimbulkan kekhawatiran dari para pelaku usaha, terutama mereka yang menggantungkan aktivitas distribusi barang melalui jalur laut. Bahkan, sejumlah jadwal pengapalan sempat tertunda akibat keterbatasan akses kapal besar ke pelabuhan.
Dengan dimulainya pengerukan ini, diharapkan aktivitas logistik bisa kembali lancar. Pemerintah juga tengah menyiapkan skema jangka panjang untuk mengatasi sedimentasi yang rutin terjadi akibat kondisi alam di kawasan pesisir Bengkulu.
“Dalam jangka panjang, tentu kita butuh sistem pemeliharaan berkala agar pelabuhan ini tetap fungsional dan tidak terus menerus terkendala pendangkalan,” pungkas Herwan.
Langkah percepatan ini diharapkan mampu menjadi awal pemulihan aktivitas ekonomi berbasis maritim di Bengkulu, sekaligus menjaga stabilitas logistik menjelang arus balik Lebaran 2025.