Bengkulu Berhasil Tekan Deforestasi Hingga 86 Persen, Kolaborasi Jadi Kunci Utama

Selasa 24 Dec 2024 - 21:37 WIB
Reporter : windi
Editor : Azmaliar

RADAR BENGKULU – Upaya menahan laju deforestasi di Provinsi Bengkulu selama satu tahun terakhir dengan menunjukkan hasil yang signifikan. Menurut data terbaru, deforestasi berhasil ditekan hingga 86 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Capaian ini disampaikan oleh Manajer Program Komunikasi dan Informasi KKI Warsi, Rudi Syaf, dalam catatan akhir tahun 2024 yang digelar pada Senin (23/12) dengan tema Menahan Laju Deforestasi, Meningkatkan Ekonomi, dan Memperbaiki Iklim.

Rudi menjelaskan, pemantauan perubahan tutupan kawasan hutan dilakukan secara intensif menggunakan citra satelit. Hasilnya, tutupan hutan di Bengkulu terus mengalami perubahan yang signifikan.

"Pada 2022, tutupan hutan tercatat 653.422 hektare (Ha). Angka ini menurun menjadi 645.116 Ha pada 2023, dan 643.961 Ha pada 2024," ungkap Rudi.

Meskipun tetap ada penurunan tutupan hutan, data menunjukkan penurunan yang jauh lebih kecil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Rentang waktu 2022-2023 mencatat deforestasi sebesar 8.306 hektare. Namun, pada rentang 2023-2024, angka ini turun drastis menjadi hanya 1.155 hektare," papar Rudi.

BACA JUGA:Pesan Tersirat Pj Walikota Untuk Siswa SMA Taruna Nusantara Capai Kesuksesan

BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Pastikan Nataru 2025 Berjalan Aman dan Kondusif

Meski ada peningkatan signifikan dalam menahan laju deforestasi, ancaman terhadap kawasan hutan Bengkulu masih nyata. Rudi menyebutkan, sebagian besar pertumbuhan tutupan hutan terjadi di kawasan seperti Area Peruntukan Lain (APL), Hutan Lindung (HL), Taman Nasional (TN), Cagar Alam (CA), dan Taman Buru (TB). Namun, beberapa kawasan seperti Hutan Produksi Terbatas (HPT), Hutan Produksi (HP), dan Taman Wisata Alam (TWA) justru mengalami penurunan tutupan hutan.

"Dalam upaya menjaga kawasan hutan, diperlukan langkah yang lebih agresif dan kolaboratif," ujar Rudi.

Dengan capaian penurunan laju deforestasi sebesar 86 persen, pemerintah dan KKI Warsi optimistis bahwa langkah konservasi di Bengkulu dapat terus ditingkatkan. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam mengamankan kawasan hutan yang belum tersentuh program perlindungan.

"Ini adalah momentum bagi Bengkulu untuk menunjukkan komitmennya dalam menjaga lingkungan. Dengan dukungan kolaborasi yang solid, kita bisa menjadikan provinsi ini sebagai model keberhasilan konservasi hutan," kata Rudi.

Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Bengkulu, Safnizar, S.Hut, MP, menyampaikan bahwa tantangan terbesar dalam menjaga kawasan hutan di Bengkulu adalah minimnya sumber daya dan anggaran. Dari total luas kawasan hutan sekitar 923.000 hektare, anggaran yang dialokasikan pemerintah untuk penjagaan hanya sekitar Rp 22 juta pada tahun ini.

BACA JUGA:Wisatawan Dilarang Gunakan Mobil Bak Terbuka di Kota Bengkulu

BACA JUGA:Hasto Jadi Tersangka Kasus Suap, Tim Kuasa Hukum Tunggu SK Resmi dari KPK

"Anggaran ini sangat kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan di lapangan. Selain itu, jumlah tenaga pengamanan juga sangat minim. Setiap Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) hanya memiliki sekitar lima orang polisi hutan, dengan rata-rata usia yang sudah tidak memungkinkan untuk terus berpatroli secara intensif," terang Safnizar.

Kategori :