RADAR BENGKULU - Inflasi Provinsi Bengkulu pada November 2024 tercatat sebesar 0,82 persen secara year-on-year (yoy). Ini lebih rendah 0,73 persen dibanding inflasi nasional. Capaian ini menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, memberikan optimisme terhadap stabilitas ekonomi daerah.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Bengkulu, Mochamad Irfan Surya Wardana, dalam keterangannya mengatakan bahwa pencapaian ini mencerminkan keberhasilan pengendalian inflasi yang dilakukan secara terpadu oleh pemerintah daerah bersama pihak terkait.
"Penurunan inflasi ini merupakan hasil dari upaya kolaboratif dalam menjaga stabilitas harga. Terutama pada komoditas-komoditas strategis," ujar Irfan Surya Wardana.
Inflasi bulanan atau month-to-month (mtm) pada November 2024 tercatat sebesar 0,2 persen, setelah sebelumnya mencatat tren deflasi pada periode Juni hingga Oktober. Meski sempat mengalami kenaikan inflasi bulanan pada Oktober dan November, angka ini masih berada dalam rentang terkendali.
BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Pastikan Nataru 2025 Berjalan Aman dan Kondusif
BACA JUGA:Operasi Pekat Nala II-2024, Polresta Ungkap 20 Target Operasi
Beberapa komoditas utama yang memberikan andil terhadap inflasi yoy di Bengkulu pada November 2024 antara lain Sigaret Kretek Mesin (SKM), emas perhiasan, daging ayam ras, dan Sigaret Kretek Tangan (SKT).
“Kami mencermati adanya peningkatan permintaan terhadap komoditas tersebut menjelang akhir tahun. Namun, inflasi tetap dapat ditekan melalui langkah-langkah pengendalian yang tepat,” tambah Irfan.
Kenaikan NTP Bengkulu, Tertinggi di Indonesia
Sementara itu, Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bengkulu pada November 2024 mencatat peningkatan signifikan sebesar 4,79 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dengan angka mencapai 201,18. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan NTP nasional yang hanya sebesar 121,29.
Peningkatan ini terutama didorong oleh sektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR), yang memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan petani. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 4,99 persen, sementara Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) hanya naik sebesar 0,19 persen.
BACA JUGA:Bengkulu Wajib Bergerak Cepat Realisasikan Anggaran 2025
BACA JUGA:15 UMKM dan IKM Bengkulu Raih Penghargaan, Pemprov Dorong Masuk Era Digitalisasi
Menurut Irfan, pencapaian NTP Bengkulu ini mencerminkan penguatan daya beli petani di daerah. "Kenaikan NTP menjadi indikator penting keberhasilan pemberdayaan sektor pertanian di Bengkulu. Hal ini didorong oleh peningkatan harga komoditas perkebunan yang menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat pedesaan," jelasnya.
Selain itu, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Bengkulu pada November 2024 tercatat sebesar 199,46 atau naik 5,01 persen dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan ini menunjukkan efisiensi usaha pertanian semakin membaik, memberikan keuntungan lebih besar bagi rumah tangga petani.