Sopir dan Dua Penumpang Meninggal
RADAR BENGKULU – Satu unit bus milik PO Putra Raflesia bernomor polisi BD 7089 AU mengalami kecelakaan tragis di tanjakan Manula, kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Pesisir Barat, Lampung, pada Rabu 11 Desember 2024 malam.
Bus jenis Roda 6 medium membawa delapan penumpang itu masuk ke jurang sedalam 70 meter sekitar pukul 21.15 WIB.
Kecelakaan ini menewaskan tiga orang, termasuk sang sopir dan dua penumpang. Sedangkan enam penumpang lainnya dalam perawatan intensif.
Dari data terhimpun, Bus yang berangkat dari Bengkulu menuju Jakarta itu dikemudikan oleh Muhammad Syofyan (32).
Berdasarkan keterangan saksi mata yang juga penumpang, bus mengalami masalah saat melintasi jalan menanjak dan menikung di Pekon Rata Agung, Kecamatan Lemong, atau dikenal di Tebing Manula. Untuk memastikan laju kendaraan, sopir sempat mencoba memindahkan transmisi dari gigi dua ke gigi satu. Akan tetapi, upaya menanjak itu gagal lantaran mesin tiba-tiba mati. Akibatnya, membuat rem tidak berfungsi. Sehingga, bus mundur dan terjun ke jurang dengan kedalaman sekitar 70 meter.
Naasnya, bus yang sudah berada di dasar jurang tersebut langsung terbakar. Api melalap kendaraan beserta tiga korban jiwa yang terjebak di dalamnya. Para korban tewas adalah Muhammad Syofyan, warga Kelurahan Rawa Makmur, Kota Bengkulu, serta dua penumpang lain yang identitasnya belum diketahui.
BACA JUGA:Korem 041 Garuda Emas Bersihkan Pantai Panjang
BACA JUGA:Berantas Mafia Tanah, Bengkulu Genjot Reforma Agraria
Sementara itu, enam penumpang yang selamat langsung dievakuasi ke Puskesmas Lemong untuk mendapatkan perawatan medis. Mereka mengalami luka-luka dengan tingkat keparahan yang berbeda.
Diantara para korban luka adalah Mansyur (46) dari Bekasi, Karta Jaya Sitepu (50) dari Tambun Selatan, dan Jese (65) dari Tangerang.
Nama-nama lainnya adalah Putut (35) dari Bekasi Utara, Hendrik (59) dari Jakarta Timur, serta Tafsir (43) dari Pringsewu Utara.
Menanggapi insiden ini, perwakilan administrasi PO Putra Raflesia Bengkulu, Aswandi, mengungkapkan bahwa bus tersebut sebenarnya sedang dalam perjalanan menuju Jakarta untuk dijual kepada pembeli.
Menurutnya, sopir hanya ditugaskan mengantarkan bus tanpa penumpang. Namun, ia menduga sopir mengambil inisiatif membawa penumpang untuk mendapatkan tambahan uang saku.
Dengan pernyataan ini, sepertinya pihak PO tidak akan bertanggung jawab atas kerugian penumpang. Karena, keberadaan mereka di bus tidak sesuai prosedur resmi perusahaan
"Bus itu sudah habis kontraknya dan sedang dalam proses penjualan. Sopir berangkat sendirian untuk membawa bus ke Jakarta. Kalau ada penumpang, itu murni inisiatif sopir sendiri," kata Aswandi.