Jamu juga Ari buat sendiri. Bahan yang digunakan mudah didapat. Terdiri dari bahan dapur ditambah air kelapa yang bisanya dibuang begitu saja oleh pedagang kelapa parut di dekat rumahnya.
"Jamu ini namanya 'Kuteja' yaitu kunyit, temulawak, dan jahe dicampur dengan air kelapa," sebut Ari.
Kunyit, temulawak, dan jahe diparut, lalu masukan ke dalam jerigen yang berisi air kelapa. Kemudian jerigenya ditutup. Setelah dibiarkan selama 14 hari, jamunya sudah bisa diberikan ke ternak ayam.
"Jamu 'Kuteja' tadi dicampur dengan air minum ayam. Takarannya 200 cc jamu untuk 1 liter air. Kalau sejauh ini, jamu Kuteja cukup baik. Ayam yang mati usia 14 hari ke atas itu sedikit," ujar Ari.
Yang masih menjadi tantangan berat, sekaligus sedang dicari solusinya yaitu, mengatasi penyakit ayam yang masih anakan. Di bawah 14 hari. Ari mengatakan anak ayam di bawah 2 Minggu masih rentan penyakit dan kemudian mati.
"Tapi memang cuaca juga menentukan. Kalau hujan kemudian panas tidak menentu, itu banyak anak ayam sakit. Ini saya lagi cari-cari juga obat alternatifnya yang sekira bisa dibuat sendiri. Tapi kalau ayam yang sudah besar, jamu Kuteja cukup ampuh," sebut Ari.
BACA JUGA:Irigasi Sayap Kiri Bendung Manjunto Ditutup, Ini Alasannya
BACA JUGA:17 Puskesmas di Mukomuko Buka Pelayanan USG
Ari mengatakan, dari awal bermodal 8 induk ayam, dalam tempo 6 bulan ia sudah menjual 200 ekor ayam di kali Rp 40 ribu per ekor. Sekarang ia juga sudah punya 40 ekor induk ayam produktif. Dan ada 200 calon induk ayam yang ia hasilkan sendiri selama ini.
"Ayam kita besarkan itu tidak semuanya dijual. Yang jantan dijual, yang betina disiapkan untuk tambahan indukan. Jadi usaha kita berkembang," demikian Ari.