Rasulullah SAW dikenal sebagai sosok yang jarang marah maupun berkata kasar. Diceritakan dalam riwayat hadits dari Al Hasan bin Ali yang bersumber dari pamannya, diketahui, amarah Rasulullah SAW biasanya dialihkan dengan memalingkan wajah.
Selain itu, Rasulullah SAW pernah menganjurkan beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meredam amarah. Dikutip dari buku Merajut Kehidupan karya Muhammad Tafsir, langkah pertama adalah membaca Ta'awudz untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT agar tidak terpengaruh oleh setan.
"Sesungguhnya aku tahu satu perkataan apabila dibaca tentu akan menghilangkan rasa marahnya, jika ia ingin membacanya, 'A'udzubillahi minas-syaithani' (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan), niscaya kemarahan yang dialaminya hilang.'" (HR Bukhari)
Kedua, ketika amarah membara, menahan lisan untuk tidak berkata dan berbicara merupakan langkah terbaik. Imam Ahmad meriwayatkan hadits, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian marah, diamlah." (HR Ahmad)
Selanjutnya, Rasulullah SAW menyarankan bagi seorang yang sedang marah untuk mengambil wudhu, karena emosi itu akan padam karena terkena air. Dari Athiyyah as-Sa'di RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu." (HR Abu Dawud)
Terakhir, orang yang merasa marah dapat segera mengubah posisi badan. Dengan kata lain, Bila seseorang marah saat berdiri maka duduk menjadi posisi paling pas untuk meredakannya. Namun bila duduk tidak mempan juga maka disarankan untuk berbaring.
Dari Abu Dzarr RA, Nabi SAW bersabda, "Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun jika tidak lenyap pula maka berbaringlah." (HR Abu Dawud)(***)