Pengendalian gulma merupakan pengeluaran ketiga terbanyak dalam usaha mereka setelah pengolahan tanah dan pupuk. Hasil diskusi menunjukkan bahwa petani kurang tepat dalam pemilihan jenis herbisida yang digunakan, belum mengenal jenis-jenis gulma, belum mengerti prinsip-prinsip pengendalian gulma, boros dalam penggunaan herbisida karena tidak melakukan kaliberasi dan kurang efisien dalam aplikasi herbisida.
Dengan demikian, pengendalian gulma yang dilakukan selama ini tidak efektif, efisien, tidak ramah lingkungan serta tidak sesuai dengan prinsip pengendalian gulma.
Praktik Aplikasi Herbisida--
Persoalan penggunaan herbisida bukan hanya masalah besarnya biaya yang dikeluarkan, tetapi juga penggunaan herbisida sintetis secara terus menerus dapat berakibat negatif bagi lingkungan.
Gulma dapat menjadi resisten, munculnya jenis gulma baru dan pencemaran lingkungan, polusi sumber-sumber air dan kerusakan tanah (2). Selain itu, herbisida sintetis juga mengakibatkan tertinggalnya residu, sehingga mengakibatkan keracunan pada organisma non target dan mempengaruhi aktifitas biota tanah serta tertinggalnya residu herbisida pada produk pertanian (3);(4).
Tim pengabdi memiliki herbisida formulasi pengganti yang terbukti lebih ramah lingkungan, murah dalam pembuatannya dan efektif mengendalikan gulma. Herbisida tersebut dinamakan herbisida formulasi Unihaz. Lebih murah karena harga lebih kurang Rp. 7.500/l. Dosis yang digunakan adalah 32 l/ha. Dana yang dikeluarkan untuk pengadaan herbisida ini Rp. 262.500/ha. Ramah lingkungan. Karena, hasil uji dengan ikan uji membunuh setengah ikan uji LC50 96 jam pada konsentrasi 1400 ppm, dengan cacing tanah pada konsentrasi 600 ppm.
Sedangkan herbisida merek RoundUp telah membunuh seluruh ikan uji pada konsentrasi 200 ppm. Efektif dalam mengendalikan gulma karena hasil uji menunjukkan mampu membunuh gulma 90%, baik gulma air maupun gulma darat (5); (6); (7).
Penggunaan herbisida ini dapat menghemat biaya pengendalian gulma sebesar Rp. 4.938.500. Transfer teknologi pembuatan herbisida formulasi Unihaz ke kelompok tani perlu dilakukan, sehingga kedepannya dapat menggantikan herbisida sintetis yang mereka gunakan selama ini dengan herbisida formulasi Unihaz.
Selain itu, kelompok tani juga diberi pengetahuan dan keterampilan tentang cara pengendalian gulma yang baik dan benar.
Solusi yang ditawarkan pada aspek pengendalian gulma adalah:
1. Memperkenalkan herbisida formulasi dan transfer teknologi pembuatannya. Program ini bertujuan untuk menggantikan penggunaan herbisida sintetik yang digunakan selama ini dengan herbisida formulasi Unihaz yang efektif mengendalikan gulma, murah dan ramah lingkungan, dan dapat dibuat sendiri oleh kelompok tani.
Target luaran dari solusi ini adalah petani mitra pada akhirnya mampu membuat herbisida formulasi Unihaz bersedia menggantikan herbisida sintetik yang biasa mereka gunakan.
2. Membimbing dan melatih petani dalam mengenal jenis-jenis gulma dan analisis vegetasi untuk mengetahui jenis-jenis gulma yang dominan.
Target dari solusi ini adalah petani mitra mengenal jenis-jenis gulma, mengetahui jenis gulma yang dominan yang menjadi target pengendalian dan penggolongan jenis gulma berdasarkan tanggapannya terhadap herbisida.
3. Penyuluhan (orasi) tentang prinsip-prinsip pengendalian gulma.
Target dari solusi ini adalah petani mitra memahami prinsip pengendalian gulma. Yaitu, melemahkan gangguan gulma terhadap tanaman utama. Bukan eradikasi gulma, sehingga biaya yang digunakan untuk mengendalikan gulma bisa lebih efisien.