Ia adalah seorang lelaki bernama lengkap Bilal bin Rabah Al Habasyi. Buku Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah karya Syaikh Muhammad Sa'id Mursi juga menyebut, beliau beberapa kali dipanggil dengan nama Abu Abdillah.
Posturnya tinggi, kurus, dan termasuk dalam kalangan budak berkulit hitam. Ibunya adalah kelompok hamba sahaya milik dari seorang pimpinan Quraisy, Umayyah bin Khalaf.
Setelah menjadi budak mereka inilah, Bilal kemudian mendengar tentang Islam dan menemui Nabi Muhammad SAW untuk mengikrarkan dirinya masuk Islam.
Meski ada beragam versi tentang kisah Bilal masuk Islam, namun pertemuan antara Rasulullah SAW dengan Bilal bin Rabah telah membawa angin segar bagi Islam. Bilal juga merupakan satu-satunya Assabiqunal Awwalun yang berasal dari golongan budak kulit hitam.
Sebab, ketika Bilal masuk Islam statusnya saat itu masih belum merdeka. Ia masih menjadi budak dari majikannya. Upaya masuk Islam diam-diam yang dilakukannya gagal karena majikan dan orang kafir Mekah mulai menyiksanya setelah mengetahui kabar tersebut.
Di antara kalangan Assabiqunal Awwalun, bahkan Bilal bin Rabah adalah satu-satunya orang yang mendapat siksaan paling berat dari kafir Quraisy. Salah satu yang dilakukan Umayyah bin Khalaf, majikannya, adalah menjemur Bilal di padang pasir yang gersang tanpa sehelai pakaian.
Belum lagi ditimpa sebuah batu yang sangat besar di atas dadanya. Mereka menyiksa Bilal dengan tujuan menggoyahkan keimanannya dan berpaling dari ajaran Rasulullah SAW.
Namun, sekeras dan sekejam apapun siksaan mereka tidak mampu menggoyahkan keyakinan Bilal bin Rabah. Ia terus berpegang teguh pada agama Allah SWT. Hingga akhirnya, Bilal dimerdekakan oleh Abu Bakar As Shiddiq setelah ia membeli Bilal dari Umayyah.