5 Tantangan Kesehatan Mental Orang Tua Baru dan Cara Mengatasinya
Perubahan Drastis dalam Rutinitas dan Kehidupan Kehidupan dengan bayi baru lahir berarti kurang tidur, perubahan jadwal yang tidak terduga, dan tuntutan yang tinggi untuk selalu waspada-poto ilustrasi-
radarbengkulu.bacakoran.co - Menjadi orang tua baru adalah salah satu pengalaman hidup yang paling menggembirakan, tetapi juga menuntut secara emosional dan fisik.
Kehadiran bayi membawa perubahan besar dalam rutinitas, tanggung jawab, dan ekspektasi yang sering kali dapat memengaruhi kesehatan mental orang tua.
Penting untuk mengenali tantangan ini dan mengetahui cara mengatasinya agar orang tua dapat menjaga kesejahteraan mereka dan memberikan yang terbaik bagi anak.
Dilansir pada Mayo Clinic, berikut 5 tantangan kesehatan mental orang tua baru dan cara mengatasinya.
* Tantangan Kesehatan Mental Orang Tua Baru
1. Perubahan Drastis dalam Rutinitas dan Kehidupan Kehidupan dengan bayi baru lahir berarti kurang tidur, perubahan jadwal yang tidak terduga, dan tuntutan yang tinggi untuk selalu waspada.
Kurangnya waktu istirahat dapat memicu kelelahan fisik dan emosional yang berujung pada masalah kesehatan mental, seperti kecemasan atau depresi.
Orang tua sering kali merasa tertekan karena harus beradaptasi dengan perubahan besar ini.
BACA JUGA:Mau Bangun Rumah Bingung Cari Bata Berkualitas? Ini Ciri-ciri Bata yang Bagus dan Berkualitas
BACA JUGA:Mitos atau Fakta ! Makan Nanas Saat Hamil Menyebabkan Keguguran
2. Baby Blues dan Depresi Pasca Melahirkan (Postpartum Depression) Sekitar 70-80% ibu baru mengalami baby blues, kondisi di mana mereka merasa sedih, cemas, atau mudah marah dalam beberapa hari atau minggu setelah melahirkan.
Meskipun baby blues umumnya bersifat sementara, sekitar 10-20% ibu mengalami depresi pasca melahirkan yang lebih serius, yang dapat berlangsung lebih lama dan memerlukan perhatian medis.
Tidak hanya ibu, ayah juga dapat mengalami depresi postpartum, meskipun sering kali tidak terdiagnosis.
3. Tekanan untuk Menjadi "Orang Tua yang Sempurna" Media sosial dan lingkungan sekitar sering kali menciptakan tekanan bagi orang tua baru untuk menjadi "sempurna".