AJI Bengkulu Gelar Intermediate Fact Checking Training untuk Menangkal Kekacauan Informasi
AJI Bengkulu Gelar Intermediate Fact Checking Training-Windi-
RADAR BENGKULU - Kekacauan informasi telah menjadi tantangan utama bagi ekosistem internet saat ini. Untuk mengatasi hal ini, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bengkulu mengadakan Intermediate Fact Checking Training dengan dukungan dari AJI Indonesia dan Google News Initiative (GNI).
Menurut Ketua AJI Bengkulu, Yunike Karolina, penting bagi jurnalis untuk mengevaluasi konten berdasarkan kredibilitas, kepercayaan, dan niat seseorang dalam menyebarkan informasi. Hal ini menjadi landasan dalam melawan misinformasi, disinformasi, dan malinformasi.
Intermediate Fact Checking Training diharapkan dapat meningkatkan kapasitas jurnalis dalam menghadapi dinamika informasi digital.
Yunike menegaskan bahwa jurnalis memiliki peran sentral dalam menjaga kebenaran dan kredibilitas informasi.
''Secara khusus keyakinan seseorang terhadap pesan palsu dapat mengubah cara informasi tersebut yang menyebar dan mempengaruhi dunia di luar Internet.''
BACA JUGA:8 Manfaat Puasa Secara Psikologis, Baik untuk Kesehatan Mental
BACA JUGA:Ini Pemilik Suara Terbanyak Pemilihan BPD Tebing Rambutan
Dalam program ini, 25 peserta dari berbagai platform media mengikuti pelatihan selama dua hari di Bengkulu. Mereka dilatih oleh trainer dari Google News Initiative Trainers Network, Phesi Ester Julikawati, dan Aghnia Adzkia dari BBC News Indonesia.
''Jurnalis memegang peran sentral sebagai penjaga kebenaran, penyampai informasi yang akurat dan penjembatan antara masyarakat dengan realitas sekitarnya. Mereka juga dihadapkan pada berbagai tantangan, terutama dalam konteks penyebaran mis-disinformasi,'' jelas Yunike.
Beta Misutra, sebagai narahubung acara, menyatakan harapannya agar program ini mampu menghasilkan jurnalis yang mampu menghalau kekacauan informasi di dunia maya.
Sedikitnya ada 25 peserta dari puluhan pendaftar. Mereka berasal dari berbagai platform media. Rinciannya, 12 jurnalis digital, 6 jurnalis televisi, 2 jurnalis radio, dan 5 jurnalis media cetak.
BACA JUGA:Safari Ramadhan, Wabup Arie Buka dan Tarawih Bersama Masyarakat Taba Kulintang
BACA JUGA:75 Pejabat di Pemda Kaur Dimutasi
Sebelumnya, jelas Beta, 13 jurnalis laki-laki dan 12 jurnalis perempuan ini telah mengikuti pelatihan awal secara online di LMS cek fakta yang merupakan salah satu syarat menjadi peserta.