8 Manfaat Puasa Secara Psikologis, Baik untuk Kesehatan Mental
salah satu manfaat tersebut adalah peningkatan keton, senyawa kimia yang berperan sebagai sumber energi, dan terjadi ketika seseorang tidak mengonsumsi makanan -surya.co.id-
RADAR BENGKULU - Banyak penelitian yang menunjukkan manfaat puasa bagi kesehatan tubuh. Namun manfaat tersebut tidak hanya berdampak pada kondisi fisik, namun juga psikologis.
Melansir dari sumber Webmd.com, salah satu manfaat tersebut adalah peningkatan keton, senyawa kimia yang berperan sebagai sumber energi, dan terjadi ketika seseorang tidak mengonsumsi makanan dalam jangka waktu tertentu.
Tentunya masih banyak manfaat lain yang dirasakan tubuh secara psikologis saat berpuasa.Yuk simak ulasannya dibawah ini.
1.Mengurangi tingkat stres
Akumulasi pekerjaan, permasalahan dalam kehidupan pribadi dan kegagalan merupakan beberapa faktor pemicu stres yang sering dialami seseorang.
Namun siapa sangka puasa ternyata bisa membantu meminimalisir stres yang terjadi. Dilansir dari situs resmi Universitas Gadjah Mada Dr. Ronny Tri Wirasto, Sp.KJ. Sebagaimana ditegaskan oleh ketua program pelatihan dokter spesialis psikiatri dan kedokteran jiwa FKKMK: “Stres bisa dikurangi dengan banyak hal, termasuk puasa.”.
Pasalnya, jelasnya, tujuan puasa adalah agar seseorang lebih bisa mengontrol jadwal makannya. Alhasil, konsumsi makanan yang teratur dapat mempengaruhi pikiran menjadi terorganisir sehingga membantu mengurangi stres.
2. Membantu mengelola emosi
Sama seperti rasa sakit yang muncul di tubuh ketika seseorang terjatuh, begitu pula emosi manusia: emosi yang muncul sebagai respons sulit untuk ditekan. Sebagai solusinya, puasa dapat membantu seseorang lebih mengontrol emosinya.
Menurut sumber universitas yang sama, puasa mengurangi jumlah makanan dalam jangka waktu tertentu selama beberapa minggu.
BACA JUGA:5 Tanda Orang Yang Kelihatan Baik Tapi Manipulatif, Ada Disekitar Kamu Tidak?
BACA JUGA:5 Rekomendasi Film Action Terbaik di Netflix Yang Bisa Temani Puasamu
Mulai saat ini kemampuan berpikir seseorang meningkat sehingga dapat berpikir lebih jernih.