Efek Burnout Terhadap Kesehatan Mental Generasi Milenial, Tuntutan Hidup Modern dan Dampaknya

 

 

radarbengkulu.bacakoran.co — Generasi milenial, yang lahir antara tahun 1981 dan 1996, dikenal sebagai generasi yang ambisius, melek teknologi, dan berorientasi pada kesuksesan.

Namun, di balik kesuksesan tersebut, banyak dari mereka mengalami fenomena burnout atau kelelahan fisik dan mental yang disebabkan oleh tekanan hidup yang terus-menerus.

Burnout, yang dulu sering dikaitkan dengan generasi tua, kini telah menjadi masalah yang semakin umum di kalangan milenial. 

BACA JUGA:5 Manfaat Mindfulness untuk Kesehatan Mental di Era Digital

BACA JUGA:Hujan dan Kesehatan Mental: Bagaimana Suara Rintik Hujan Membantu Relaksasi dan Mengurangi Stres

Menurut survei terbaru dari Lembaga Riset Psikologi Indonesia, lebih dari 40% milenial di Indonesia melaporkan mengalami burnout, dengan gejala seperti kelelahan ekstrem, kehilangan motivasi, serta meningkatnya tingkat kecemasan dan depresi.

Tekanan Tinggi dari Lingkungan Kerja dan Kehidupan Sosial

BACA JUGA:Ini Bahaya People Pleaser Bagi Kesehatan Mental dan Cara Mengatasinya!

Salah satu faktor utama penyebab burnout di kalangan milenial adalah tekanan tinggi di tempat kerja. Generasi ini sering kali terjebak dalam budaya kerja yang menuntut produktivitas tinggi dan jam kerja yang panjang. 

Di samping itu, harapan sosial yang tinggi, seperti membeli rumah, mencapai kesuksesan finansial, atau menjaga citra diri di media sosial, semakin menambah tekanan hidup. Hal ini membuat banyak milenial merasa terperangkap dalam lingkaran kesempurnaan yang sulit dicapai.

"Media sosial memperburuk situasi, karena milenial terus-menerus membandingkan diri mereka dengan pencapaian orang lain. Ini memicu perasaan tidak pernah cukup, yang akhirnya mengarah pada burnout," jelas Dr. Amalia Putri, seorang psikolog klinis di Universitas Indonesia.

- Gejala Burnout pada Milenial