Ini Alasan Mengapa Seseorang Bisa Bucin, Ini Penjelasannya

Reporter: Naura |

Editor: Syariah m |

Rabu , 02 Oct 2024 - 07:33

Ini Alasan Mengapa Seseorang Bisa Bucin, Ini Penjelasannya-Poto ilustrasi-

Meski sudah tahu bahwa hubungannya tidak sehat, mereka tetap menerima pasangan kembali karena merasa hanya orang itu yang bisa menerima mereka apa adanya.

“Sudah tahu hubungannya kelewatan, harusnya komitmen, tapi masih terus bertahan. Karena seolah-olah hanya dia yang bisa menerima dirinya,” ujar Agus.

Bagaimana Mengatasi Fenomena Bucin?

Untuk menghindari terjebak dalam hubungan yang tidak sehat, Agus menyarankan agar seseorang mulai mengenali dan memahami akar perasaan mereka, terutama jika mereka memiliki kekosongan emosional yang belum terpenuhi sejak kecil.

Menyadari kebutuhan akan cinta dan penerimaan bisa membantu seseorang untuk tidak sembarangan menyerahkan diri dalam hubungan yang berpotensi merugikan.

Menguatkan rasa percaya diri dan membangun hubungan yang sehat dengan diri sendiri juga merupakan kunci untuk terhindar dari kondisi bucin.

Dengan begitu, seseorang dapat lebih bijak dalam memilih pasangan dan tidak lagi bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya.

ini alasan mengapa seseorang bisa bucin, ini penjelasannya                             
 
radarbengkulu.bacakoran.co - fenomena bucin atau "budak cinta" sering kali menjadi perbincangan di kalangan anak muda.
istilah ini merujuk pada perilaku seseorang yang rela melakukan apa saja demi pasangannya, bahkan ketika hubungan tersebut tidak sehat. 
dalam sebuah unggahan video di instagram, agus budi arroyo, seorang konsultan bisnis, motivator, dan performance coach, membahas alasan mendalam mengapa seseorang bisa terjebak dalam kondisi bucin.
baca juga:tanamkan cinta tanah air, siswa min 1 benteng nobar film sejarah g30s/pki
baca juga:5 tempat wisata kuliner ala kafe di bandung yang paling ramai dikunjungi, pecinta kopi layak coba deh
menurut agus budi arroyo, haus akan penerimaan dan cinta adalah penyebab utama mengapa seseorang bisa menjadi bucin. 
dalam video berdurasi singkat tersebut, agus menjelaskan bahwa beberapa orang, terutama mereka yang kurang mendapatkan cinta dari orang tua atau orang-orang terdekat dalam hidupnya, cenderung mudah jatuh dalam jebakan cinta yang berlebihan.
baca juga:5 rekomendasi tempat wisata terbaik di bromo, ada kawah bromo hingga bukit cinta, cocok kunjungi bersama kelua
“kenapa dua orang ini kena bucin? karena mereka haus akan penerimaan. mereka haus akan rasa cinta,” ujar agus dalam video tersebut. 
 
ia melanjutkan, ketika seseorang tidak pernah mendapatkan cinta dari orang tuanya, lalu seseorang datang menawarkan cinta yang diidamkan, mereka akan langsung jatuh hati tanpa banyak pertimbangan. “langsung kelepak-kelepak,” tambahnya.
 
pengaruh kurangnya kasih sayang dari orang tua
 
salah satu faktor utama yang menyebabkan seseorang mudah terjebak dalam kondisi bucin adalah kurangnya kasih sayang dan pengakuan dari orang tua. 
 
agus menyoroti bahwa ketika orang tua tidak memberikan cinta, penghargaan, atau pengakuan yang seharusnya, anak-anak mereka tumbuh dengan kekosongan emosional. hal ini menyebabkan mereka mencari sumber cinta dan penerimaan dari orang lain di luar keluarga.
 
“anak itu tumbuh di dalam kekurangan kasih sayang dan pengakuan, serta penerimaan. sehingga sewaktu ada orang yang hadir membawa penerimaan itu, hadir membawa cinta itu, langsung merasa ‘this is my true love’. padahal ini karena kehausanmu tadi,” tegas agus.
 
rentan dipermainkan
 
seseorang yang mengalami kekurangan kasih sayang sejak kecil akan lebih rentan untuk dimanipulasi dalam hubungan asmara. mereka cenderung memberikan seluruh perasaan dan usahanya kepada pasangan yang mungkin tidak memperlakukan mereka dengan baik. 
 
hal ini bisa menciptakan siklus di mana orang tersebut terus-menerus berada dalam hubungan yang tidak sehat, namun tetap bertahan karena takut kehilangan sumber penerimaan dan cinta yang mereka idam-idamkan.
 
agus juga menekankan bagaimana orang-orang ini mudah dimanfaatkan oleh pasangan mereka, terutama ketika pasangan tersebut menunjukkan perilaku yang tidak setia atau manipulatif. 
 
meski sudah tahu bahwa hubungannya tidak sehat, mereka tetap menerima pasangan kembali karena merasa hanya orang itu yang bisa menerima mereka apa adanya.
 
“sudah tahu hubungannya kelewatan, harusnya komitmen, tapi masih terus bertahan. karena seolah-olah hanya dia yang bisa menerima dirinya,” ujar agus.
 
bagaimana mengatasi fenomena bucin?
 
untuk menghindari terjebak dalam hubungan yang tidak sehat, agus menyarankan agar seseorang mulai mengenali dan memahami akar perasaan mereka, terutama jika mereka memiliki kekosongan emosional yang belum terpenuhi sejak kecil. 
 
menyadari kebutuhan akan cinta dan penerimaan bisa membantu seseorang untuk tidak sembarangan menyerahkan diri dalam hubungan yang berpotensi merugikan.
 
menguatkan rasa percaya diri dan membangun hubungan yang sehat dengan diri sendiri juga merupakan kunci untuk terhindar dari kondisi bucin. 
 
dengan begitu, seseorang dapat lebih bijak dalam memilih pasangan dan tidak lagi bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran RADAR BENGKULU, RABU 2 OKTOBER 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan