8 Tradisi dan Mitos Tentang Hujan di Berbagai Budaya: Kepercayaan yang Masih Hidup hingga Kini

ritual meminta hujan hingga mitos yang menganggap hujan sebagai berkah atau pertanda buruk, hujan memainkan peran penting dalam berbagai cerita dan upacara adat-Poto ilustrasi-

6. Mitos “Tumbal” untuk Hujan – Filipina

 

Di beberapa daerah pedesaan di Filipina, terdapat kepercayaan bahwa ketika hujan deras terus-menerus terjadi tanpa henti, masyarakat harus memberikan "tumbal" atau persembahan kepada roh-roh air atau sungai. Kepercayaan ini bertujuan untuk menghentikan hujan agar tidak menyebabkan banjir atau kerusakan. 

 

Tumbal tersebut bisa berupa makanan atau barang-barang yang dilemparkan ke sungai atau tempat-tempat tertentu yang dianggap sakral.

Meskipun kepercayaan ini mulai memudar dengan perkembangan agama modern, di beberapa daerah, praktik ini masih dilakukan sebagai bagian dari tradisi lokal.

 

7. Hujan dalam Mitos Jepang – Ugetsu dan Amaterasu

Dalam mitologi Jepang, hujan sering kali dikaitkan dengan cerita tentang Amaterasu, dewi matahari, dan saudaranya Susanoo, dewa badai. Menurut mitos ini, Susanoo, yang temperamental, sering kali menimbulkan badai dan hujan yang dahsyat. 

Selain itu, hujan juga sering digambarkan dalam cerita rakyat Jepang sebagai simbol kesedihan atau emosi yang mendalam. 

Tradisi "Teru Teru Bozu", yaitu boneka kertas atau kain yang digantung di jendela, masih dilakukan hingga kini untuk mengusir hujan atau memohon cuaca cerah, terutama menjelang acara penting.

 

8. Mitos Hujan dari “Tarian Ular” – Amerika Selatan

Suku-suku asli di Amerika Selatan, seperti suku Hopi dan Navajo, memiliki kepercayaan bahwa tarian ular dapat memanggil hujan.

Dalam ritual ini, penari memegang ular hidup sambil menari, percaya bahwa ular tersebut memiliki kekuatan untuk memohon hujan kepada dewa-dewa. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan