Ternyata Begini Cara Mencuci Pakaian Menurut Mazhab Imam Syafi'i
cara mencuci pakaian di mesin cuci yang benar sesuai fiqih mazhab Imam Syafi’i.-Poto ilustrasi-
“Kalau memang baju Anda itu najis, maka digabung dengan najis. Dan lihat airnya. Air di mesin cuci itu biasanya tidak akan menampung air banyak. Sebab air banyak itu dua kulah, sekitar 216 liter. Kalau mesin cuci biasa rata rata 30-50 liter, berarti air sedikit,” kata Buya Yahya dikutip Minggu (18/2/2024).
Dalam mazhab Imam Syafi’i, jika air sedikit kemudian kejatuhan najis maka airnya menjadi rusak. Maka, caranya adalah pakaian yang terkena najis dimasukkan dulu ke dalam mesin cuci lalu dituangkan air.
“Jadi kalau mesin cuci kita kasih air dulu lalu baju yang kena najis kita masukkan, maka airnya menjadi najis. Dalam mazhab Imam Syafi’i, air sedikit kalau kejatuhan najis akan menjadi najis baik berupa atau tidak berupa,” tuturnya.
Setelah air menggenang merambah ke semua baju yang terkena najis, maka sebetulnya pakaian tersebut telah suci. Tinggal dijalankan mesin cucinya sebentar saja. Kemudian lihat ada perubahan atau tidak airnya. Kalau berubah, maka air tersebut harus dibuang dan diganti.
“Kalau memang sudah Anda putar-putar berarti baju sudah tersucikan, gak perlu pakai sabun, karena sabun itu merusak air ya. Sabun itu merusak air menjadikan air tidak mensucikan. Air sabun gak bisa dipakai bersuci, gak bisa dipakai wudhu gak bisa dipakai mensucikan najis. Hati-hati. Air sabun itu membersihkan bukan mensucikan. Itu disepakati ulama,” Buya Yahya mengingatkan.
“Maka, sucikan dulu. Setelah baju sudah suci maka boleh Anda buang (airnya). Setelah air Anda buang berarti baju Anda sudah suci. Setelah itu, Anda tuang sabun dan airnya sekalipun,” katanya.
Jika air tersebut tidak berubah, maka ada dua pilihan. Air boleh dibuang dan boleh juga tidak dibuang. Air yang tidak berubah akan dianggap tetap suci. Dengan begitu, setelah proses mensucikan selesai, bisa langsung menambahkan sabun tanpa harus mengganti airnya.