Waspada! Konsumsi Minuman Manis Dapat Mengakibatkan Risiko Obesitas Dan Penyakit Metabolik Terutama Anak

Reporter: Eka purnama |

Editor: Syariah m |

Minggu , 01 Sep 2024 - 00:44

Waspada! Konsumsi Minuman Manis Dapat Mengakibatkan Risiko Obesitas Dan Penyakit Metabolik Terutama Anak dan Remaja. Begini Kata Pakar Gizinya-Poto ilustrasi-

radarbengkulu.bacakoran.co - Pakar gizi klinis Dr Luciana Sutanto MS, Sp.GK, dari Universitas Indonesia, memperingatkan risiko obesitas akibat konsumsi minuman berpemanis secara terus menerus setiap hari.

“Konsumsi minuman berpemanis secara terus menerus dapat meningkatkan asupan kalori, sehingga meningkatkan risiko obesitas dan penyakit metabolik,” kata Luciana.

Mengutip dari laman ANTARA, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mencatat sebanyak 60 anak dirawat karena gagal ginjal di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Pakar gizinya juga menunjukkan bahwa banyak anak-anak dan remaja yang menderita gagal ginjal dan membutuhkan dialisis karena konsumsi minuman berpemanis yang berlebihan.

Selain itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman berpemanis yang dapat menyebabkan berbagai risiko penyakit.

Tidak hanya itu, dalam upaya mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang terkait dengan konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL) yang berlebihan di masyarakat, telah diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2024 tentang peraturan pelaksanaan Undang-Undang No. 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.

Dalam kaitan ini, Luciana menyatakan bahwa konsumsi minuman berpemanis, baik dalam kemasan maupun tidak, berisiko menimbulkan penyakit metabolik seperti obesitas, diabetes, kolesterol/trigliserida, peningkatan asam urat, hipertensi, dan gangguan kesehatan lainnya.

waspada! konsumsi minuman manis dapat mengakibatkan risiko obesitas dan penyakit metabolik terutama anak                             
radarbengkulu.bacakoran.co - pakar gizi klinis dr luciana sutanto ms, sp.gk, dari universitas indonesia, memperingatkan risiko obesitas akibat konsumsi minuman berpemanis secara terus menerus setiap hari.
“konsumsi minuman berpemanis secara terus menerus dapat meningkatkan asupan kalori, sehingga meningkatkan risiko obesitas dan penyakit metabolik,” kata luciana.
mengutip dari laman antara, dinas kesehatan provinsi dki jakarta mencatat sebanyak 60 anak dirawat karena gagal ginjal di rumah sakit umum pusat nasional cipto mangunkusumo (rscm).
baca juga:6 minuman indonesia terbaik dan terburuk menurut taste atlas, termasuk bandrek yang banyak digemari
baca juga:selain enak dan menyegarkan, 6 minuman sehat ini juga dapat membantu tingkatkan sistem kekebalan tubuh
pakar gizinya juga menunjukkan bahwa banyak anak-anak dan remaja yang menderita gagal ginjal dan membutuhkan dialisis karena konsumsi minuman berpemanis yang berlebihan.
 
selain itu, kementerian kesehatan (kemenkes) mengimbau masyarakat untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman berpemanis yang dapat menyebabkan berbagai risiko penyakit.
 
tidak hanya itu, dalam upaya mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang terkait dengan konsumsi gula, garam, dan lemak (ggl) yang berlebihan di masyarakat, telah diterbitkan peraturan pemerintah no. 28 tahun 2024 tentang peraturan pelaksanaan undang-undang no. 17 tahun 2023 tentang kesehatan.
baca juga:wajib coba! berikut ini 6 minuman ampuh menurunkan gula darah yang berdampak penyakit diabetes tipe 2
baca juga:alami diare? jangan khawatir, berikut ini 5 minuman yang harus anda konsumsi, ada teh jahe hingga jus buah
dalam kaitan ini, luciana menyatakan bahwa konsumsi minuman berpemanis, baik dalam kemasan maupun tidak, berisiko menimbulkan penyakit metabolik seperti obesitas, diabetes, kolesterol/trigliserida, peningkatan asam urat, hipertensi, dan gangguan kesehatan lainnya.
pakar gizi ini pun menekankan pentingnya mengedukasi orang tua dan siswa tentang pola makan sehat, terutama pada anak-anak, untuk menghindari konsumsi yang berlebihan.
baca juga:wajib simak! 3 makanan sehat ini dianjurkan dikonsumsi sebelum minum kopi, kenapa?
baca juga:ini syaratnya, kategori guru yang masuk dalam prioritas pppk 2024
menurutnya, edukasi tersebut harus berpedoman pada pola makan sehat dan pola makan dengan gizi seimbang seperti yang dianjurkan oleh kementerian kesehatan (kemenkes).
 
“idealnya, pengetahuan tentang pola makan sehat berdasarkan pola makan gizi seimbang seperti yang dianjurkan oleh pemerintah dan kemenkes harus diajarkan sejak usia dini di sekolah-sekolah dan masyarakat umum,” katanya.
 
sebelumnya, menteri kesehatan budi gunadi sadikin mengatakan bahwa sekitar 13% penduduk indonesia, atau 35,8 juta jiwa, terkena penyakit gula dan potensi ini dapat memburuk jika tidak ditangani secara berkelanjutan.
 
'ini adalah dialisis. jika tidak diobati setiap hari, ini bisa menjadi penyakit kronis. cara termudah adalah dengan melihat ukuran celana jeans anda. jika ukurannya 34 atau lebih, kemungkinan besar mengandung banyak gula,” kata budi.
 
jadi kami menghimbau masyarakat, terutama anak-anak, untuk mengurangi asupan makanan dan minuman manis sebagai salah satu cara untuk mencegah penyakit kronis.”
 
“anak-anak sekarang minum banyak gula. kita harus menguranginya. kita harus kembali ke nol gula”.
 
asupan gula yang tinggi pada makanan dan minuman telah dikaitkan dengan kasus-kasus anak yang harus menjalani cuci darah karena gagal ginjal, lanjut budi.
 
epidemi makanan dan minuman manis saat ini membiasakan anak-anak dengan asupan gula yang tinggi, yang berpotensi meluas.
 
“banyak anak-anak yang diberi minuman dan makanan manis. itulah mengapa orang indonesia sangat menyukai gula. 
 
padahal, gula adalah penyebab semua penyakit. mulai dari ginjal, liver, stroke, jantung, gula adalah penyebabnya,” kata budi.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran RADAR BENGKULU, MINGGU 1 SEPTEMBER 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan