Khutbah Jumat: ISTIDRAJ
Dr. H. Khoiruman, M.Pd.I-dok/RADAR BENGKULU-
1. Allah akan tetap memberikan kesenangan dan kebahagian hidup bagi orang-orang yang senag maksiat dan masih ingkar kepada Allah SWT tapi sifatnya sementara. Karena setelah mereka menikmati kegembiraan tersebut ternyata Allah akan menyiksa mereka secara tiba-tiba tanpa diduga – duga oleh mereka, saat itulah mereka merasa berputus asa.
Itulah namanya Istidraj. Yaitu, pembiaran dari Allah untuk orang-orang yang sering bermaksiat. Artinya, boleh jadi ketika mereka masih sering bermaksiat dan ingkar kepada perintah-perintah Allah, usaha mereka maju, badan sehat, keamanan terjaga, kebutuhan seakan tercukupi , namun disaat mereka ada dipuncak kegembiraan ternyata Allah akan mengambil kenikmatan-kenikmatan tersebut dengan berbagai cara.
Seperti tiba mereka tiba-tiba sakit, kehidupan keluarga tidak harmonis, usahanya tiba-tiba bangkrut dll, disaat titik terendah tersebut mereka akan berputus atas Asa atas Rahmat Allah, dan kehidupannya menjadi hancur. Sampai mereka bertaubat kepada Allah SWT.
2.Bagi orang yang ingkar kepada ajaran-ajaran Allah
Ketika mendapatkan kenikmatan, kebahagiaan, dan kecukupan hidup maka dia merasa bahwa nikmat, kebahagiaan tersebut berasal dari usahanya, kepintarannya, dan kekuatan yang dimilikinya, sehingga mereka enggan bersyukur atas nikmat dan kebahagian tersebut. Sebaliknya, Ketika mereka mendapakan kesusahan, kesempitan, dan kesakitan mereka akan berputus asa atas Rahmat Allah.
3.Bagi orang yang beriman kepada Allah,
Mereka akan selalu menerima dengan lapang dada atas semua ketetapan Allah, ketika mendapatkan kenikmatan dan kebahagiaan mereka akan bersyukur, jika mendapatkan ujian yang tidak mengenakkan , kesusahan, kesempitan hidup, mereka akan tetap bersabar. Sehingga kondisi orang yang beriman seperti ini dipuji oleh Rasulullah dalam sebuah Riwayat sebagai berikut yang artinya:
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999
Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah.
Demikian khutbah singkat ini, semoga kita dijauhkan dari sifat iri kepada orang yang bermaksiat namun tetap diberi nikmat dan kebahagian oleh Allah yang sifatnya sementara. Karena, pada akhirnya mereka akan mendapatkan siksaan dan kesusahan hidup di dunia, dan semoga kita selalu menjadi orang yang beriman yang akan selalu berlapang dada atas segala ketetapan Allah. Ketika mendapatkan kenikmatan dan kebahagiaan kita bersyukur, dan ketika kita mendapatkan kesusahan, kesedihan kita tetap bersabar. Semoga khutbah singkat ini dibarengi oleh ridha dan hidaya Allah untuk kita semua. (Wallahu A’lam).