Pemprov Bengkulu Prioritaskan Untuk Hilirisasi Industri Gabah Langkah Strategis Menghadapi Ancaman Pangan
Pemprov Bengkulu Prioritaskan Untuk Hilirisasi Industri Gabah Langkah Strategis Menghadapi Ancaman Pangan-Ist-
RADAR BENGKULU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu berkomitmen untuk memprioritaskan pengembangan hilirisasi industri pengolahan gabah menjadi beras. Langkah ini diambil untuk mengoptimalkan potensi pertanian lokal dan meningkatkan perekonomian daerah. Asisten II Setda Provinsi Bengkulu, RS Denni, menjelaskan, pengembangan industri hilir ini sangat penting untuk meningkatkan produksi gabah sekaligus memastikan bahwa produk gabah dari petani Bengkulu tidak dijual ke luar provinsi, tetapi diolah dan dikonsumsi di dalam daerah.
"Kita belum memiliki fasilitas pengolahan gabah yang memenuhi standar, sehingga gabah kita banyak dijual keluar daerah. Akibatnya, kita mengalami surplus gabah, tetapi defisit beras. Karena, beras yang kita konsumsi justru didatangkan dari luar," ungkap Denni.
BACA JUGA:5 Keyboard Gaming Terbaik 2024 Dengan Harga Dibawah Rp. 1 Jutaan
Denni menegaskan, situasi ini memerlukan perhatian serius. Terutama di tengah ancaman krisis pangan yang bisa terjadi sewaktu-waktu akibat menyusutnya areal persawahan dan ancaman El Nino. "Dengan adanya industri pengolahan gabah menjadi beras, kita bisa mempertahankan gabah di dalam wilayah Bengkulu dan mengolahnya menjadi beras sendiri. Ini adalah langkah penting yang harus kita ambil bersama dan menjadi prioritas pemerintah," tambahnya.
BACA JUGA:5 Keyboard Gaming Terbaik 2024 Dengan Harga Dibawah Rp. 1 Jutaan
BACA JUGA:Handphone Redmagic 10 Jadi Andalan Mobile Gaming Terbaru, Snapdragon 8
Denni juga menjelaskan bahwa saat ini stok beras untuk masyarakat Bengkulu masih dalam kondisi aman. Namun, upaya antisipasi tetap perlu dilakukan. Terutama, menghadapi potensi ancaman El Nino dan musim kemarau yang dapat mengancam areal pertanian di Bengkulu. "Produksi beras kita saat ini masih aman, tetapi kita harus bersiap menghadapi El Nino. Kita akan melakukan pendataan untuk memastikan kecukupan produksi beras petani lokal jika kabupaten atau provinsi tetangga atau Bulog tidak lagi mampu menyuplai beras untuk kita," kata Denni.
Sesuai arahan dari pemerintah pusat, Bengkulu diminta untuk mengantisipasi ancaman El Nino dan juga ancaman perubahan iklim global yang menjadi pembahasan serius di PBB. Ancaman perubahan iklim ini diprediksi akan berdampak signifikan pada produksi pangan dunia di tahun 2050, sehingga dapat menyebabkan kelaparan global akibat kekurangan pangan.
"Kita harus benar-benar siap untuk memenuhi kebutuhan beras kita sendiri. Ketenangan dan kestabilan suatu negara sangat bergantung pada ketersediaan pangan yang cukup bagi rakyatnya," tegas Denni.
Langkah strategis ini tidak hanya bertujuan untuk mengamankan pasokan pangan di Bengkulu, tetapi juga untuk memberdayakan petani lokal. Dengan mengembangkan industri hilirisasi gabah, petani di Bengkulu akan mendapatkan nilai tambah dari produk yang mereka hasilkan. Selain itu, industri pengolahan lokal juga akan membuka lapangan kerja baru, yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.