Yayan Budiman Buat Lembaga Stufaa Germany Indonesia Sangat Berpengaruh di Indonesia

Yayan Budiman bersama Mr. Marcel Kübler dari Jerman-ist-RADAR BENGKULU

RADAR BENGKULU - Pria ini memang baru berusia 26 tahun. Namun visi misinya untuk kawula muda Indonesia, khususnya Bengkulu sangat besar.

Dia adalah Yayan Budiman. Lelaki asli Kaur ini merupakan CEO sebuah lembaga pendidikan bahasa Jerman pertama dan satu-satunya di Provinsi Bengkulu.

Kemampuannya dalam menguasai bahasa salah satu negara Uni Eropa ini tidak usah diragukan lagi. Terbukti dengan Herr Yayan -- sapaan akrabnya -- mengantongi Sertifikat C1 (kualifikasi fasih) bahasa Jerman.

"Saya sudah kerja sampingan. Diantaranya jadi pendamping lapangan bagi anak-anak dari Indonesia untuk pengurusan berkas seperti pembuatan rekening bank, asuransi, perpanjangan visa, atau mereka yang mau mendaftar kuliah semasa saya masih di Jerman," tambah Yayan Budiman.

Ia juga bekerja paruh waktu/part time sebagai translator atau penghubung antara pihak perusahaan Jerman dengan orang Indonesia disana. ''Disini tugas saya menyeleksi orang-orang Indonesia yang mau melanjutkan pendidikan dengan mengikuti program Ausbildung (sekolah vokasi+magang kerja) di negaranya Kanselir Olaf Scholz ini," bebernya kepada RADAR BENGKULU.

BACA JUGA:Prihal Penanganan Permasalahan Hukum, Ini yang Dilakukan Pemda BS

BACA JUGA:PJ Bupati Minta CGP Benteng Jadi Agen Perubahan

Prihal koneksi, pria yang sudah beristri ini tidak sembarangan. Dia memiliki seorang bapak angkat yang bernama Jürgen Gewinner, seorang anggota Kepolisian yang menjadi anggota Stadtsrat (DPRDnya Jerman).

"Lewat beliau inilah saya mempunyai koneksi luas di kalangan para pejabat tinggi seperti walikota dan lain-lain. Lalu saya terpikir, kenapa ini tidak dikembangkan dan lebih memberi manfaat bagi kawula muda Indonesia yang mau kerja di Jerman dengan biaya terjangkau serta terjamin  dapat lapangan kerja. Maka dari itu saya membuat lembaga pendidikan vokasi sekaligus bisa mendapatkan pendapatan finansial bagi siswanya. Karena di Indonesia sendiri, yang saya lihat  bukan tidak ada lembaga yang 'mengerti' tentang informasi Jerman. Namun lembaga itu sangat minim menginformasikan tentang Jerman kepada khalayak ramai, dengan tidak trasparannya informasi itu membuat 'adanya celah mengeksploitasi'," ujarnya.

Saat ditanya mengenai maraknya perdagangan manusia (human trafficking) di Jerman yang bermodus Ferienjob, Yayan mengatakan di Stufaa Germany Indonesia itu tidak akan terjadi.

"Memang di Indonesia, lembaga yang mengatasnamakan Jerman yang mengimingi keuntungan sangat banyak. Mereka bahkan memiliki marketing dan di Bengkulu itu ada. Namun di Stufaa Germany Indonesia itu tidak akan terjadi. Buktinya sejak tahun 2021 sudah ada 20 orang alumni kita yang sampai saat ini nyaman bersekolah dan menikmati penghasilan yang mereka hasilkan sendiri. Ini belum termasuk anak-anak dari Bangka Belitung, Jakarta, Bandung, Medan dan lain-lain yang bimbelnya di luar Stufaa Germany Indonesia, tapi berangkatnya ke Jerman melalui kita. Mengapa demikian ? Karena kita trasparan, terbuka dan tidak ada satupun informasi tentang Jerman yang kita tutupi," tandas Herr Yayan.

BACA JUGA:Polres Gelar Senam Sehat Bersama Pemda Seluma

BACA JUGA:Tentang Lahan Prokimal di Kecamatan Maje, Ini Penjelasan Kepala BPN Kaur

Mr. Ron Schenke selaku CEO Go German yang merupakan agensinya Stufaa Germany Indonesia menuturkan, ia sangat senang bekerja sama dengan Yayan Budiman.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan