Inovasi PATEN untuk Pemenuhan Kebutuhan Daging dalam Negeri
Pemerintah Daerah sosialisasi kepada masyarakat terkait program PATEN yang mampu menjadi suplai daging di Bengkulu Selatan--
“Kalau kita bicara sektor peternakan, sudah sejak dulu masyarakat Bengkulu Selatan menjadikan sektor peternakan menjadi salah satu mata pencaharian mereka, walaupun pola beternaknya dilakukan secara konvensional atau beternak liar. Pola beternak seperti ini, sudah tidak relevan diterapkan di masa sekarang, bahkan yang seharusnya menjadi potensi, justru akan menimbulkan masalah baru apabila kita tidak mau merubah pola beternak kita” sampai Sukarni.
Sukarni melanjutkan hewan ternak yang dilepasliarkan tanpa pengawasan dapat merusak tanaman pertanian. Mereka mungkin memakan tanaman yang ditanam oleh petani, yang dapat mengakibatkan kerugian ekonomi dan pangan.
Selain itu dalam sistem penggembalaan bebas, hewan ternak dapat terinfeksi penyakit dan berpotensi besar menyebarkannya ke hewan lain atau bahkan ke manusia. Ternak liar juga dapat menyebabkan konflik dengan manusia.
BACA JUGA:Bengkulu Selatan Siap Jadi Lokasi Industri Wood Pellet
Mungkin merusak properti, menciptakan risiko lalu lintas, atau menyebabkan konflik dengan penduduk. Hewan ternak yang dilepasliarkan mungkin mengalami kesulitan mendapatkan sumber pangan dan air yang memadai. Hal ini dapat mempengaruhi kesejahteraan mereka, dengan potensi munculnya masalah kesehatan dan kelaparan.
Oleh sebab itu PATEN TERPADU menawarkan manajemen ternak yang baik dan perencanaan yang matang. Merubah pola beternak yang intensif memberikan banyak keuntungan terutama dalam mengelola dan mengoptimalkan produktivitas hewan.
BACA JUGA:Kanwil Kemenag Bengkulu Ajak 32 Perwakilan Media Dukung 7 Program Kemenag
"Kandang memberikan kontrol yang lebih baik terhadap lingkungan hidup hewan. Peternak dapat mengontrol suhu, kelembaban, ventilasi, dan kondisi lainnya untuk menciptakan lingkungan yang optimal untuk pertumbuhan dan kesehatan hewan. Dengan kandang, pemeliharaan hewan seperti pemberian pakan, pengendalian penyakit, dan pengelolaan kotoran dapat kita lakukan lebih efisien. Bahkan sisa metabolisme ternak bisa dijadikan pupuk organik,"pungkas Sukarni.(afa)