Tangis Rohidin Pecah Saat Sidang Akui Semua Dakwan

Tangis Rohidin Pecah Saat Sidang Akui Semua Dakwan--
RADAR BENGKULU — Tangis mantan Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah pecah di ruang sidang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Bengkulu, Rabu (16/7).
Dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca, ia mengakui seluruh kesalahan atas kasus dugaan pemerasan dan gratifikasi yang menyeret dirinya bersama dua orang kepercayaannya, yakni Isnan Fajri dan Evriansyah alias Anca.
Sidang yang dipimpin majelis hakim itu berlangsung dalam suasana emosional. Rohidin berdiri di hadapan hakim dan pengunjung sidang dengan penuh penyesalan. Ia tidak hanya mengakui perbuatannya, tetapi juga membela dua terdakwa lain yang duduk bersamanya di kursi pesakitan.
“Saya menyesal... Ini semua kesalahan saya dalam proses Pilkada. Mereka hanya menjalankan perintah. Jangan salahkan mereka, saya yang bertanggung jawab sepenuhnya,” ujar Rohidin sambil menghapus air mata.
BACA JUGA:Evaluasi Triwulan II 2025, Fokus Tingkatkan Kinerja dan Efektivitas Program
BACA JUGA:Kunjungi Bengkulu Utara, Tim dari Kementerian PUPR Cek Lokasi Pembangunan Sekolah Rakyat
Pernyataan mantan orang nomor satu di Provinsi Bengkulu ini menjadi pusat perhatian publik yang memadati ruang sidang. Perkara yang menyeretnya disebut-sebut berkaitan erat dengan suksesi Pilkada Bengkulu 2024, di mana Rohidin kembali mencalonkan diri sebagai gubernur.
Dalam kesaksiannya, Rohidin menceritakan awal mula ia memutuskan maju kembali dalam kontestasi politik tersebut. Menurutnya, sempat ada keraguan lantaran status hukum dan perdebatan terkait regulasi. Namun, setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan dirinya masih sah mencalonkan diri, ia pun mulai menyusun langkah politik.
Ia mengakui bahwa keputusannya untuk kembali bertarung di Pilkada disampaikan pertama kali kepada tiga orang terdekatnya: Isnan Fajri (mantan Sekda Provinsi Bengkulu), Tedy (sepupu), dan Anca (mantan ajudan). Ketiganya disebut sebagai “orang kepercayaan” yang telah lama mendampingi dirinya dalam suka dan duka.
“Isnan itu sahabat saya sejak lama. Tedy sepupu saya sendiri. Anca, ajudan yang selalu setia. Mereka ini orang-orang yang saya percaya sepenuhnya,” tutur Rohidin.
Namun, kepercayaan itu justru menyeret ketiganya ke dalam pusaran kasus dugaan korupsi. Salah satu perintah Rohidin yang menjadi sorotan adalah instruksinya kepada Isnan untuk mengumpulkan seluruh pejabat Eselon III di lingkungan Pemerintah Provinsi Bengkulu.
BACA JUGA:Bimtek 4 Hari, Jadwal Materi Cuma 2 Hari, Pembukaan Dihadiri Bupati dan Kadis PMD
Tujuannya adalah untuk menggalang kekuatan dan menyolidkan mesin politik di Kota Bengkulu—wilayah strategis dalam pemenangan Pilkada.
“Saya perintahkan Isnan untuk pimpin rapat dan koordinasi. Supaya tim pemenangan di Kota Bengkulu lebih kuat,” aku Rohidin.