Sekda BU Hadiri Rakor Penanganan Dampak Pendangkalan Alur Pulau Baai dan Distribusi Logistik ke Pulau Enggano

Sekda Bengkulu Utara Hadiri Rakor Penanganan Dampak Pendangkalan Alur Pelabuhan Pulau Baai--

RADAR BENGKULU, ARGA MAKMUR — Sekretaris Daerah Kabupaten Bengkulu Utara, H. Fitriyansyah, S.STP., M.M., menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) terkait penanganan dampak pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai dan distribusi logistik ke Pulau Enggano, Jumat (27/6/2025).

Rapat bersama Staf Khusus Menteri Dalam Negeri Bidang Keamanan dan Hukum, Brigjen Pol. Wahyu Bintono Hari Bawono, S.I.K., S.H., M.H., dihadiri oleh jajaran Polda Bengkulu, TNI AL, Gubernur Bengkulu, Pelindo, dan stakeholder terkait lainnya.

Dalam kesempatan tersebut, Sekda Fitriyansyah menyampaikan keprihatinannya atas dampak serius yang ditimbulkan akibat pendangkalan alur pelabuhan yang terjadi sejak Maret 2025. Hal ini menyebabkan kapal-kapal besar tidak dapat bersandar, sehingga distribusi logistik ke Pulau Enggano hanya dapat dilakukan menggunakan kapal kecil milik nelayan dengan biaya tinggi yang mencapai Rp 15–20 juta untuk perjalanan pulang-pergi.

BACA JUGA:Bupati Arie Serahkan Bantuan Traktor Multifungsi kepada 4 Korluh Balai Penyuluh Pertanian

BACA JUGA:Audiensi di Kementerian PUPR RI, Bupati Arie SA Usulkan Sekolah Rakyat

“Distribusi hasil bumi dari Enggano saat ini hanya sekitar 30% yang dapat diangkut. Pasokan BBM masih tersedia untuk tiga minggu ke depan, dan stok logistik relatif cukup, meskipun harga mulai naik karena tingginya ongkos angkut,” ujar Sekda.

Lebih lanjut Sekda BU menekankan perlunya langkah konkrit dalam meningkatkan ekonomi masyarakat Pulau Enggano, salah satunya melalui pembangunan fasilitas pengolahan pisang di pulau tersebut sebagai bagian dari upaya hilirisasi pertanian.

“Kami berharap selain percepatan pengerukan pelabuhan, juga dibangun fasilitas pengolahan pisang agar produk pertanian masyarakat memiliki nilai tambah.”

Rakor ini juga melibatkan dialog langsung melalui video call dengan Camat Enggano guna memperoleh gambaran riil kondisi lapangan. Dari laporan tersebut diketahui bahwa daya beli masyarakat menurun drastis, dengan rata-rata penghasilan per kepala keluarga hanya berkisar Rp 500.000 hingga Rp1.000.000 per bulan. Keterbatasan distribusi dan meningkatnya biaya logistik menjadi beban ekonomi tambahan bagi warga.

Rapat ini menghasilkan sejumlah poin penting antara lain:

1.Mendorong percepatan pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai sebagai solusi jangka pendek.

2.Menjamin kelancaran distribusi logistik ke Pulau Enggano, termasuk bahan pokok dan hasil pertanian.

3. Membahas alternatif jalur pelayaran atau revitalisasi pelabuhan untuk memastikan konektivitas laut tetap terjaga.

4. Mengembalikan fungsi strategis Pelabuhan Pulau Baai sebagai gerbang utama logistik wilayah pesisir dan kepulauan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan