Pertamina Kerahkan 64 Armada Tanki Untuk BBM Bengkulu

Pertamina Kerahkan 64 Armada Tanki Untuk BBM Bengkulu--
RADAR BENGKULU — Wajah-wajah tegang di SPBU perlahan mulai mengendur. Setelah berminggu-minggu masyarakat Bengkulu harus berjibaku dengan antrean BBM yang mengular hingga kiloan meter, kini situasi berangsur normal. Pemandangan antrean kendaraan yang mengular dari pagi hingga malam, kini menyusut hanya menjadi ratusan meter.
Apa penyebabnya? Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) akhirnya tancap gas. Mereka menambah pasukan armada mobil tanki (MT) untuk menyalurkan BBM ke berbagai penjuru Bumi Rafflesia.
Langkah ini ternyata cukup ampuh. Dibarengi dengan kebijakan Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, yang menetapkan pembatasan pembelian BBM subsidi, tumpukan kendaraan di SPBU pun perlahan surut.
BACA JUGA:Aura Ratu dari Kaur, Harumkan Nama Bengkulu di Tingkat Nasional
BACA JUGA:Rumus Institut: Gub yang Terkenal Pro Rakyat Tidak Menjalankan Kebijakan yang Beratkan Rakyat
“Penambahan armada ini memang bagian dari strategi kami untuk menjawab keluhan masyarakat yang kesulitan mendapatkan BBM,” ungkap Tjahyo Nikho Indrawan, Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Rabu (28/5).
Nikho menyebutkan, sejak Senin (26/5), pihaknya telah mengoperasikan 13 unit mobil tanki tambahan. Kini, total armada penyalur BBM yang beroperasi di Bengkulu mencapai 64 unit. Dari jumlah itu, dua diantaranya berkapasitas 5 Kilo Liter (KL) khusus melayani Pertashop—unit distribusi skala kecil yang melayani daerah-daerah pinggiran.
“Penambahan ini membuat distribusi lebih cepat dan merata. Kami berusaha memotong waktu tunggu SPBU dalam menerima pasokan,” jelasnya.
Namun, meningkatnya armada dan distribusi ini juga membawa konsekuensi tersendiri: terjadi peningkatan rata-rata penyaluran harian BBM, terutama jenis Pertalite.
BACA JUGA:Waspada, Hasil Survei, Ada Gunung Api Besar di Bawah Laut Bengkulu
BACA JUGA:Penumpang KM Althaf Selamat ke Bengkulu Setelah Terombang-ambing 90 Jam di Laut
“Biasanya rata-rata harian Pertalite di angka 650 KL, sekarang melonjak jadi 714 KL per hari. Sementara Biosolar justru turun dari 250 KL menjadi 192 KL,” kata Nikho.
Naiknya permintaan Pertalite ini, menurut Nikho, tak lepas dari fenomena panic buying yang terjadi di tengah masyarakat. Banyak warga yang cemas kehabisan BBM, lalu buru-buru mengisi penuh tangki kendaraan meski belum betul-betul butuh.
“Ini refleksi dari kekhawatiran warga karena antrean panjang beberapa waktu lalu. Tapi kami imbau masyarakat tetap tenang. Karena, stok BBM aman dan distribusi kami tingkatkan,” tambahnya.