Waisak 2025, Pesan Damai dari Bengkulu

Waisak 2025 Pesan Damai dari Bengkulu--

RADAR BENGKULU  – Semarak perayaan Waisak 2569 BE (2025 M) mulai terasa di Vihara Buddhayana Bengkulu. Aroma dupa, cahaya lilin, dan bunga segar menjadi penanda bahwa umat Buddha di Kota Bengkulu tengah bersiap menyambut hari suci penuh makna: kelahiran, pencerahan, dan parinibbana (wafat) Sang Buddha Gautama.

Perayaan Waisak tahun ini jatuh pada Senin, 12 Mei 2025. Namun sejak akhir pekan ini, suasana di Vihara mulai berubah. Umat tampak sibuk membersihkan patung Buddha, menyusun bunga, serta menyiapkan ratusan gelas pelita puja yang akan dinyalakan menjelang puncak perayaan.

“Sejak beberapa hari lalu, kami sudah memulai persiapan. Patung dibersihkan, minyak diisi ke gelas-gelas pelita puja, dan bunga disusun dengan rapi,” kata Herwani, Ketua Majelis Buddhayana Provinsi Bengkulu.

Ia juga mengatakan, puncak kegiatan keagamaan akan berlangsung selama dua hari. Pada Minggu pagi, 11 Mei 2025 pukul 07.00 WIB, umat Buddha akan menyalakan pelita puja sebagai bentuk penghormatan kepada Triratna: Buddha, Dhamma, dan Sangha.

BACA JUGA:Tampung Aspirasi, Kapolres BS Ajak Masyarakat Bermain Gaple

BACA JUGA:Bengkulu Masuk Musim Kemarau Mulai Mei, Puncaknya Juli 2025

Rangkaian dilanjutkan pada Senin malam, 12 Mei 2025, tepat pukul 22.00 WIB, seluruh umat akan melakukan Pradaksina, yakni ritual mengelilingi Vihara satu kali putaran sambil membawa lilin. 

Ini bukan sekadar prosesi. Ada makna yang dalam.

“Pradaksina bukan hanya mengenang sejarah suci. Tapi juga momentum menyucikan batin, menumbuhkan cinta kasih, dan mendoakan kebahagiaan bagi semua makhluk,” ujar Herwani.

Waisak bukan perayaan hura-hura. Justru, ini menjadi waktu reflektif bagi umat Buddha untuk kembali ke dalam diri. Merenungi nilai-nilai dharma, menyebarkan kasih sayang, dan menjalani kehidupan yang selaras dengan ajaran Sang Buddha.

Menurut Herwani, semangat Waisak tahun ini di Bengkulu akan difokuskan pada kesederhanaan dan kekhusyukan. Semua kegiatan dilakukan dengan tertib dan penuh kesadaran.

“Ini momen untuk berhenti sejenak dari hiruk pikuk duniawi. Kita diajak kembali ke esensi kehidupan: hidup penuh welas asih dan tidak merugikan makhluk lain,” katanya.

Waisak tahun ini juga membawa pesan damai untuk semua kalangan, lintas agama, dan lintas budaya. Herwani menekankan pentingnya menjadikan nilai-nilai Waisak sebagai jembatan untuk membangun toleransi dan perdamaian di tengah masyarakat.

“Buddha mengajarkan cinta kasih universal. Itu tidak hanya untuk umat Buddha, tapi untuk semua makhluk hidup,” tuturnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan