Disnakertrans Bengkulu Ajak Pemuda Berani Merantau ke Luar Negeri

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Bengkulu, Syarifudin.--
RADAR BENGKULU – Lapangan kerja sempit, lulusan sekolah terus bertambah. Ini menjadi realita yang dihadapi ribuan pencari kerja di Bengkulu dan bahkan di seluruh Indonesia. Sektor formal hanya mampu menyerap sebagian kecil lulusan SMA hingga sarjana. Sisanya, menganggur dan bingung melangkah.
Dari data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), pada Februari 2024, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Provinsi Bengkulu tercatat sebesar 3,17 persen. Artinya, dari 1,1 juta lebih angkatan kerja, ada ribuan orang yang belum mendapat pekerjaan. Jumlah ini memang turun dibandingkan Februari 2023, namun persoalan utama tetap sama: kurangnya lapangan kerja yang sesuai dengan keterampilan pencari kerja.
“Di sektor administrasi, misalnya, yang peminatnya paling banyak, perusahaan cuma buka lowongan untuk satu atau dua orang. Sementara pendaftarnya bisa ratusan,” ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Bengkulu, Syarifudin.
Menurutnya, lapangan kerja yang tersedia di Bengkulu justru lebih banyak terbuka di sektor seperti perkebunan, pertambangan, dan perdagangan. Namun sayangnya, tidak semua lulusan berminat atau sesuai dengan kebutuhan sektor tersebut.
BACA JUGA:Bikin Kantong Menangis! Inilah 5 Minuman Termahal di Dunia, Mau coba nggak?
BACA JUGA:Wagub Mian Lobi Pemerintah Pusat Agar Proyek Tol Bengkulu - Lubuk Linggau Dilanjutkan
Melihat situasi yang stagnan, Disnakertrans pun mulai mendorong para pencari kerja untuk membuka diri terhadap peluang kerja ke luar negeri. Bukan hanya sebagai buruh kasar, tapi juga tenaga profesional hingga peserta program magang internasional.
“Lowongan kerja di luar negeri itu banyak dan terus dibuka. Bahkan ada yang skemanya kuliah sambil kerja, seperti di Taiwan. Lalu ada juga program magang ke Jepang yang rutin kami fasilitasi,” kata Syarifudin.
Ia menegaskan bahwa merantau ke luar negeri bukan lagi hal yang tabu. Justru, di tengah ketatnya persaingan kerja dalam negeri, peluang global bisa menjadi jalan keluar.
“Kalau ada kemauan, kita bantu siapkan dokumennya. Kita juga punya pelatihan kerja dan pendampingan sebelum berangkat,” jelasnya.
Disnakertrans mencatat, minat kerja ke luar negeri dari Bengkulu mulai tumbuh dalam tiga tahun terakhir. Namun jumlahnya masih jauh dari potensi yang ada. Banyak anak muda masih ragu karena keterbatasan informasi, kekhawatiran biaya, atau minimnya dukungan keluarga.
Padahal, penghasilan dari kerja di luar negeri bisa jauh lebih besar dibandingkan bekerja di dalam negeri, terutama untuk posisi formal seperti perawat, teknisi, hingga pekerja bidang logistik.
“Untuk tenaga profesional, gajinya bisa dua sampai tiga kali lipat dari UMR lokal. Dan kita dorong terus agar jangan takut mencoba,” ujarnya.
Pada November 2024, BPS kembali merilis kabar baik: tingkat pengangguran di Bengkulu turun menjadi 3,11 persen. Meski sedikit, angka ini menunjukkan bahwa perlahan strategi pemerintah daerah mulai membuahkan hasil.