Distribusi Tersendat, Warga Bengkulu Alami Kelangkaan BBM

Distribusi Tersendat, Warga Bengkulu Alami Kelangkaan BBM--

RADAR BENGKULU — Dalam beberapa hari terakhir, masyarakat Bengkulu mengeluhkan sulitnya mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) di berbagai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Tak hanya jenis Pertalite, kelangkaan juga terjadi pada Pertamax, yang menyebabkan antrean panjang dan keresahan di banyak daerah. Sebagian warga bahkan terpaksa membeli BBM di tingkat eceran dengan harga yang jauh lebih mahal dari harga resmi.

Situasi ini tidak hanya mempengaruhi pengguna kendaraan pribadi, namun juga pelaku usaha kecil yang bergantung pada pasokan BBM untuk operasional sehari-hari. Dari pedagang makanan keliling hingga sopir angkutan umum, semua merasakan dampak dari kelangkaan tersebut.

Menanggapi kondisi ini, Pemerintah Provinsi Bengkulu langsung menggelar rapat koordinasi yang dipimpin Wakil Gubernur Bengkulu, Mian, dan dihadiri oleh Asisten II Setda Provinsi Bengkulu, R.A. Denni, bersama pihak Depo Pertamina Bengkulu. Dalam pertemuan itu terungkap bahwa hambatan distribusi BBM utamanya disebabkan oleh pendangkalan alur pelabuhan Pulau Baai.

“Selama ini sebagian pasokan BBM untuk Bengkulu masuk lewat jalur laut. Namun sejak Maret 2025, seluruh distribusi dilakukan melalui jalur darat karena kapal pengangkut BBM tidak bisa lagi masuk akibat pendangkalan alur pelabuhan,” jelas R.A. Denni, Selasa (22/4).

BACA JUGA:Baru 4,5 Persen, Warga Bengkulu Masih Ogah Beralih ke KTP Digital

BACA JUGA:PLN Pacu Inovasi Hidrogen untuk Lautan Bebas Emisi Lewat Kolaborasi Inklusif

Ia menambahkan, kondisi ini memaksa Pertamina untuk mengalihkan skema distribusi ke jalur darat dengan membagi wilayah pengiriman berdasarkan titik terdekat. Kabupaten Lebong, Rejang Lebong, dan Kepahiang kini disuplai dari Depo Pertamina di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan. Sedangkan Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, dan Mukomuko mendapat pasokan dari Sumatera Barat. Sementara itu, distribusi ke wilayah Kaur, Bengkulu Selatan, dan Seluma berasal dari Lampung.

“Namun ini hanya solusi sementara. Pertamina sudah menyampaikan komitmennya bahwa dalam satu hingga dua hari ke depan, pasokan BBM akan kembali normal,” ujar Denni.

Salah satu kendala besar lainnya adalah jenis BBM tertentu seperti Pertamax yang memerlukan armada tangki khusus. Hal ini memperlambat proses distribusi dan menambah tekanan terhadap ketersediaan BBM di lapangan.

“Pertamax memang agak sulit karena tidak semua mobil tangki bisa mengangkut jenis itu. Tapi Pertamina sudah menjanjikan penambahan armada agar distribusi segera lancar,” kata Denni.

BACA JUGA:Jasa Raharja Gaungkan Semangat Kartini: Perempuan Tangguh, Perusahaan Tumbuh

BACA JUGA:Mulai dari 50 jutaan! Yuk cek 4 Rekomendasi Mobil Keluarga yang nyaman dan aman banget

Di sisi lain, rencana jangka panjang untuk mengatasi masalah distribusi BBM melalui jalur laut juga tengah dikaji. Salah satu usulan dari pihak Pertamina adalah membangun sistem pipa bawah laut yang memungkinkan BBM didistribusikan langsung dari kapal ke depo, tanpa harus bersandar di pelabuhan. Namun, hingga kini wacana tersebut masih terbentur masalah pendanaan.

“Butuh anggaran besar untuk membangun infrastruktur pipa laut. Kalau itu bisa dilakukan, maka proses bongkar muat BBM bisa langsung di tengah laut, tanpa harus bergantung pada alur pelabuhan yang dangkal,” tutur Denni.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan