Ekspor Bengkulu Anjlok 39%, Pendangkalan Pelabuhan Pulau Baai Disebut Sebagai Biang Keladi

Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal-RADAR BENGKULU-

RADAR BENGKULU  - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu baru saja merilis data mengejutkan mengenai nilai ekspor provinsi ini. Di bulan Februari 2025, nilai ekspor Bengkulu tercatat hanya mencapai 14,15 juta USD. Angka ini menunjukkan tren penurunan yang sangat signifikan, baik itu dibandingkan dengan bulan sebelumnya maupun pada periode yang sama tahun lalu.

Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir. Win Rizal, ME menjelaskan bahwa nilai ekspor pada Februari 2025 mengalami penurunan 26,28 persen dibanding Januari 2025 yang mencapai 19,19 juta USD. Secara lebih mencolok, angka ini juga turun sebesar 39,09 persen jika dibandingkan dengan nilai ekspor di Februari 2024 yang mencapai 23,23 juta USD. 

“Pada bulan Februari 2025, total nilai ekspor Provinsi Bengkulu menunjukkan penurunan, baik secara bulanan maupun tahunan,” ungkap Win Rizal.

Dalam dua bulan pertama tahun ini, dari Januari hingga Februari 2025, nilai ekspor Provinsi Bengkulu secara kumulatif tercatat mencapai 35,87 juta USD. Menarik untuk dicermati, komoditas yang mendominasi ekspor Bengkulu adalah batu bara dengan nilai 13,51 juta USD, yang menyumbang 95,46 persen dari total ekspor provinsi ini. 

BACA JUGA:Sekretariat DPRD Provinsi Bengkulu Tunjuk 7 Tenaga Ahli, Ini Latar Belakangnya

BACA JUGA:Pemkot Bengkulu Buka Layanan Administrasi Kependudukan pada Hari Sabtu dan Minggu

Sementara itu, karet dan lintah juga menyumbangkan angka yang lebih kecil dengan masing-masing nilai 0,63 juta USD dan 0,003 juta USD.

Lebih mendalam, jika dilihat berdasarkan pelabuhan muatnya, Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu berperan besar dalam ekspor dengan kontribusi 13,51 juta USD. Sebab, semua komoditas yang dikirim dari pelabuhan ini adalah batu bara. Meskipun begitu, nilai ekspor yang terjadi melalui Pelabuhan Pulau Baai menunjukkan penurunan signifikan 38,55 persen dibandingkan dengan Februari 2024 yang pernah menyentuh angka 21,98 juta USD.

Salah satu faktor yang menjadi penyebab utama penurunan nilai ekspor ini adalah permasalahan pendangkalan alur pelabuhan. Kebijakan dan upaya untuk menyelesaikan masalah ini sangat diharapkan dapat meningkatkan kembali laju ekspor dari provinsi ini. “Kita harapkan dengan upaya yang dilakukan, ekspor Provinsi Bengkulu melalui Pelabuhan Pulau Baai akan lebih meningkat lagi,” harap Win Rizal.

Dari sisi neraca perdagangan, kondisi ini memberikan dampak yang cukup serius bagi perekonomian Bengkulu. Secara kumulatif, neraca perdagangan pada Februari 2025 mencatatkan penurunan hingga 39,09 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Bahkan, jika dibandingkan dengan Februari 2023, penurunan ini mencapai 35,48 persen.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan