Harga Cabai Merah Terjun Bebas di Pasar Panorama, Pedagang Mengeluh

Harga Cabai Merah Terjun Bebas di Pasar Panorama, Pedagang Mengeluh --
RADAR BENGKULU — Harga cabai merah di Pasar Tradisional Panorama, Kota Bengkulu mengalami penurunan drastis dalam beberapa hari terakhir. Jika pada bulan Ramadhan lalu harga cabai sempat menyentuh Rp 45.000 per kilogram, kini harganya turun hingga separuh. Yakni berkisar antara Rp 23.000 hingga Rp 25.000 per kilogram.
Penurunan harga yang cukup tajam ini disampaikan oleh Junaidi, salah seorang pedagang cabai yang telah puluhan tahun berjualan di Pasar Panorama.
Ia menyebutkan, anjloknya harga cabai terjadi sejak beberapa hari menjelang Hari Raya Idul Fitri dan masih berlangsung hingga kini.
“Kalau kemarin-kemarin waktu Ramadhan bisa Rp 45 ribu, sekarang tinggal Rp 23 ribu. Sudah turun hampir setengahnya,” ujar Junaidi saat ditemui di lapaknya, Selasa (2/4).
BACA JUGA:Gubernur Helmi Undang Willie Salim Masak Akbar 100 Ribu Porsi di Depan Masjid Baitul Izzah Bengkulu
BACA JUGA:Pengerukan Alur Pulau Baai Disorot DPRD, Dorong Peralatan Canggih dan Percepatan Proses
Menurutnya, melimpahnya pasokan cabai dari berbagai daerah menjadi penyebab utama penurunan harga tersebut. Selain dari wilayah sekitar seperti Rejang Lebong dan Bengkulu Selatan, pasokan juga datang dari Provinsi Lampung dan Sumatera Selatan.
“Waktu menjelang Lebaran kemarin, semua pemasok dari berbagai daerah masuk bersamaan. Pasokan jadi melimpah, otomatis harga ikut turun,” jelasnya.
Namun, meski harga cabai merah turun tajam, Junaidi mengeluhkan minimnya pembeli. Situasi pasar tampak masih sepi pasca libur Lebaran. Banyak pedagang makanan dan warung-warung kecil yang biasanya menjadi langganannya belum kembali beroperasi.
“Biasanya habis Lebaran sudah ramai, tapi sekarang masih sepi. Mungkin karena banyak yang masih di kampung halaman, jadi warung-warung belum buka,” katanya.
Fenomena harga turun, namun daya beli tidak serta-merta naik ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pedagang pasar tradisional. Stok yang melimpah tanpa diiringi permintaan membuat pedagang waswas mengalami kerugian. Apalagi komoditas seperti cabai, termasuk jenis barang yang cepat rusak jika tidak segera terjual.
BACA JUGA:Wali Kota Bengkulu Lakukan Tata Ulang Bangunan Liar Sepanjang Pantai Panjang
BACA JUGA:Kisah Petugas PLN Siaga Layani Masyarakat di Posko Mudik BUMN
“Kalau dua-tiga hari enggak laku, ya busuk. Mau enggak mau harus dibuang,” ucap Junaidi.