Apakah Boleh Tidak Puasa Saat Pergi Mudik? Yuk Simak Kata Ahli Pakarnya

Reporter: Tim redaksi |

Editor: Herdi |

Sabtu , 29 Mar 2025 - 11:08

Apakah Boleh Tidak Puasa Saat Pergi Mudik? Yuk Simak Kata Ahli Pakarnya-Ist-

apakah boleh tidak puasa saat pergi mudik? yuk simak kata ahli pakarnya                             
radarbengkulu - dai terkenal di tanah air, buya yahya, menjelaskan bahwa pemudik diizinkan untuk tidak berpuasa jika memenuhi kriteria tertentu. 
 
contohnya, jika jarak perjalanan melebihi 84 km dan telah berada di luar area tempat tinggal saat waktu subuh. 
baca juga:inilah hukum makan didepan orang yang sedang berpuasa, apakah diperbolehkan ? yuk simak kata ahlinya
namun, jika berencana tinggal di lokasi lebih dari 4 hari, maka harus berpuasa. 
 
seperti yang telah diketahui, mudik atau kembali ke kampung halaman adalah tradisi tahunan yang dilakukan oleh umat muslim di bulan ramadhan menjelang lebaran. 
 
mudik selalu ditunggu-tunggu oleh para perantau karena ini adalah saat untuk berkumpul dengan keluarga di desa. 
 
ketika mudik, umumnya pemudik akan menjalani perjalanan jauh yang sangat melelahkan. 
 
perjalanan mudik yang memakan waktu berjam-jam terkadang membuat beberapa orang memilih untuk membatalkan puasanya. 
 
jadi, apakah diperbolehkan untuk tidak berpuasa saat perjalanan mudik? 
 
untuk mengetahui hal tersebut, perhatikan penjelasan tentang kriteria pemudik yang tidak diwajibkan berpuasa menurut buya yahya. 
 
melansir dari laman serambinews.com, dari situs buyayahya.org, buya yahya menyatakan bahwa setiap orang yang sedang dalam perjalanan diperbolehkan untuk tidak berpuasa. 
 
kedua, di pagi (waktu subuh) hari yang ia ingin tidak berpuasa, ia harus sudah memulai perjalanan dan meninggalkan area tempat tinggalnya (minimal hingga batas kecamatan). 
 
buya juga memberikan ilustrasi, contohnya seseorang yang tinggal di cirebon ingin berkunjung ke semarang. 
 
jarak antara cirebon dan semarang adalah 200 km (tidak kurang dari 84 km). ia berangkat dari cirebon pada pukul 2 malam (sabtu dini hari). pagi itu adalah pukul 4 subuh. 
 
pada pukul 4 pagi (ketika subuh) ia sudah meninggalkan cirebon dan tiba di brebes. karenanya, di pagi hari sabtu itu ia sudah diperbolehkan untuk berbuka puasa. 
 
hal yang berbeda jika keberangkatannya ke semarang setelah waktu shubuh tiba (sabtu pagi setelah waktu shubuh masih berada di cirebon). 
 
oleh karena itu, di pagi hari tersebut ia tidak diperkenankan untuk membatalkan puasa karena sudah tiba waktu subuh dan ia masih berada di rumah. 
 
namun dia dapat membatalkan puasanya pada hari ahad, karena pada pagi hari ahad dia berada di luar daerahnya, lanjut buya. 
 
selain itu, buya menyampaikan beberapa hal penting bagi orang yang sedang dalam perjalanan. 
 
kata buya, seseorang yang sedang dalam perjalanan akan dianggap sebagai mukim (bukan musafir lagi) jika ia bermaksud tinggal di suatu tempat lebih dari 4 hari. 
 
"contohnya, orang yang pergi ke semarang tersebut (dalam contoh) saat berada di tegal sudah bisa berbuka, dan setelah arrive di semarang juga tetap diperbolehkan untuk berbuka asal ia tidak berniat tinggal di semarang lebih dari 4 hari," ujar buya. 
 
apabila ia berencana tinggal di semarang lebih dari 4 hari, maka sejak kedatangannya di semarang ia sudah dianggap mukim dan tidak diperbolehkan meninggalkan puasa serta tidak bisa mengqashar shalat, ujar buya. 
"untuk dianggap mukim, tidak perlu menunggu 4 hari seperti yang dipercayai sebagian orang, melainkan saat ia tiba di tujuan yang telah diniatkan untuk tinggal lebih dari 4 hari, ia sudah dikategorikan mukim." 
 
"siapa pun yang dalam perjalanan jauh (tujuannya tidak kurang dari 84 km), maka selama dalam perjalanan ia diperbolehkan berbuka puasa dan dapat menjamak serta mengqashar shalat," tegas buya.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran RADAR BENGKULU, 2 AGUSTUS 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan