Moderasi Beragama dalam Pendidikan Membangun GenerasiToleran dan Inklusif

Moderasi Beragama dalam Pendidikan Membangun GenerasiToleran dan Inklusif--
Oleh: Fenti Aisyah, S.H.I
Unit Kerja : Kanto Urusan Agama (KUA) Kec. Talang Empat, Penyuluh Agama Islam KementerianAgamaKabupaten Bengkulu Tengah
Tema :Mengulasbagaimana dunia pendidikandapatmenjadisaranautamadalammenanamkannilai-nilaimoderasiberagamakepadagenerasimuda
Moderasi beragamadalampendidikanmerupakankunciutamadalammembentukgenerasi yang toleran dan inklusif. Pendidikan tidakhanyabertujuanuntukmentransferilmupengetahuan, tetapi juga untukmenanamkannilai-nilaikebajikan, termasuksikapmoderatdalamberagama. Denganadanyapendidikan yang berbasismoderasiberagama, generasimudadapattumbuhdenganpemahaman yang lebihluastentangkeberagamansertapentingnyahidupberdampingansecaraharmonis.
Moderasiberagamadalampendidikanmenekankan pada keseimbanganantarakeyakinan yang kokohdengansikapterbukaterhadapperbedaan. Hal inibertujuan agar para siswatidakterjebakdalamsikapekstremisme, baikdalambentukradikalismemaupunsikapintoleransi. Pendidikan yang baikharusmampumembentukindividu yang memilikipemahaman agama yang kuat, namuntetapmenghormatikeyakinan dan hak orang lain.
Salah satucaraefektifuntukmenanamkanmoderasiberagamaadalahmelaluikurikulum yang menekankannilai-nilaikebersamaan dan keberagaman. Kurikulumpendidikanharusdirancang agar tidakhanyamengajarkansatuperspektif agama secaraeksklusif, tetapi juga memperkenalkanberbagaipandangan yang dapatmemperkayawawasansiswa. Dengandemikian, merekadapatmemahamibahwaperbedaankeyakinanbukanlahpenghalanguntukbekerjasama dan hidupdalamharmoni.
Guru memilikiperanpentingdalammenyampaikannilai-nilaimoderasiberagamakepadasiswa. Sebagaipendidik, guru harusmampumenjaditeladandalamberperilakusertadalammengajarkannilai-nilaitoleransi. Pendekatan yang digunakan oleh guru dalammengajarkan agama harusbersifatinklusif, menekankan dialog, dan tidakmenanamkansikapeksklusivisme. Denganbegitu, siswaakantumbuhdenganpemahamanbahwa agama bukanlahsumberperpecahan, melainkanalatuntukmenciptakankedamaian dan keharmonisan.
Selain melaluikurikulum formal, moderasiberagama juga dapatdiajarkanmelaluikegiatanekstrakurikuler. Organisasikeagamaan di sekolahharusdidoronguntukmengadakankegiatan yang bersifatinklusif, sepertidiskusilintas agama, kerjasamasosial, dan proyekkemanusiaan. Denganadanyakegiatansemacamini, siswadapatbelajarbahwanilai-nilaikebaikan dan kemanusiaantidakterbatas pada satu agama saja, melainkanmerupakanbagiandariajaransemua agama.
Pendidikan moderasiberagama juga dapatdiperkuatmelaluiketerlibatankeluarga dan masyarakat. Orang tuamemilikiperanpentingdalammemberikancontohkepadaanak-anaktentangbagaimanabersikaptoleranterhadapperbedaan. Sikapmoderat yang diterapkandalamlingkungankeluargaakanmembantuanakuntuklebihmudahmenerimaperbedaanketikamerekaberinteraksi di sekolahmaupundalamkehidupansosiallainnya.
Di era digital, pendidikanmoderasiberagama juga harusmenyesuaikandenganperkembanganteknologi. Informasi yang beredar di media sosialsering kali mengandungnarasi yang ekstrematauprovokatif, sehinggaliterasi digital menjadibagian yang tidakterpisahkandalampendidikanmoderasiberagama. Sekolahharusmembekalisiswadengankemampuanuntukmenyaringinformasisertamemahamiajaran agama darisumber yang kredibel agar tidakmudahterpengaruh oleh propaganda yang menyesatkan.
Pemerintah juga memilikiperanstrategisdalammemastikanbahwapendidikanmoderasiberagamaditerapkansecaraefektif. Kebijakanpendidikanharusmendukungkurikulum yang menanamkannilai-nilaimoderasi dan memastikanbahwa guru mendapatkanpelatihan yang memadaiuntukmengajarkankonsepini. Selain itu, lembagapendidikanharusdiberikandukungandalammenciptakanlingkunganbelajar yang inklusif dan bebasdaridiskriminasi.
Moderasiberagamadalampendidikan juga dapatberkontribusi pada terciptanyamasyarakat yang lebihharmonis dan berkeadilan. Generasimuda yang mendapatkanpendidikan yang baiktentangmoderasiberagamaakanlebihsiapuntukmenjadipemimpin masa depan yang mengedepankannilai-nilaitoleransi, inklusivitas, dan persatuan. Merekatidakhanyaakanmampumenjagaperdamaiandalamkomunitasmereka, tetapi juga berperanaktifdalammenyelesaikankonflik yang mungkintimbulakibatperbedaan.
Pentingnyamoderasiberagamadalampendidikantidakbisadiabaikan, terutamadalamkonteks dunia yang semakinterhubung dan multikultural. Denganmemberikanpendidikan yang menanamkannilai-nilaitoleransi dan inklusivitas, kitadapatmenciptakangenerasi yang lebihterbuka, memahamikeberagamansebagaikekuatan, dan mampumenjunjungtingginilai-nilaikemanusiaan. Dengandemikian, moderasiberagamadalampendidikanmenjadiinvestasijangkapanjanguntukmenciptakan dunia yang lebihdamai dan harmonis.